Listrik yang dihasilkan, tambah dia, digunakan untuk keperluan penerang jalan, lokasi wisata, fasilitas umum, dan rumah tangga.
"Total ada 80 kepala keluarga, dan sarana prasarana umum seperti balaidesa, masjid, sekolah dan tempat wisata," katanya.
Yuli, warga Desa Sidomulyo memanfaatkan aliran listrik tersebut untuk keperluan rumah tangga sekaligus usaha menjahit.
"Iya untuk seluruh rumah dan usaha menjahit ini. Karena lebih murah, cukup Rp20 ribu per bulan," tandasnya.
Upaya Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dalam pengembangan EBT terus dilakukan. Salah satunya dengan program "Jelajah Energi" oleh Dinas ESDM. Program ini untuk menelisik sekaligus kampanye penggunaan EBT, baik di masyarakat maupun perusahaan.
Kepala Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah, Sujarwanto Dwiatmoko menyampaikan bahwa Jelajah Energi sudah kali kedua dilaksanakan. Kali ini ada 7 lokasi yang didatangi. Di antaranya CV Jaya Setia Plastik (Demak), PT Djarum (Kudus), Biogenic Shallow (Karanganyar), PLTSa Putri Cempo (Solo), PT Sarihusada Generasi Mahardika (Klaten), PT Tirta Investama (Klaten) dan PLTMH Ngesrepbalong (Kendal).
"Sesuai dengan komitmen Pak Gubernur, kita akan terus mengembangkan energi baru dan terbarukan di Jateng," tandasnya.