PURWOKERTO, RADARBANYUMAS.CO.ID - Kebijakan pengolahan sampah disumbernya mulai dilakukan awal 2019, dengan dikeluarkan Surat Edaran (SE) Nomor 660.1/7776/2018, tentang Pengelolaan Sampah di Kabupaten Banyumas, Tanggal 21 Desember 2018.
Kebijakan dengan mengelola sampah di sumbernya membuka peluang ekonomi dengan optimalisasi daur ulang.
Permasalahan yang disampaikan bupati banyumas terkait masih besarnya volume sampah middle pada saat MOU dengan STT Wiworotomo mendorong dosen untuk melakukan inovasi mesin pencacah yang mampu mereduksi sampah campuran sekaligus tahan aus.
Melalui program Kemitraan Masyarakat (PKM) DIKTI, bermitra dengan BUMdes Berkah Maju Bersama rempoah dosen STT yang di gawangi Bambang Sugiantoro , M.T, bersama Nana Supriyana MT dan Utis Sutisna, M.Eng melakukan inovasi revolusioner pada mesin pemilah dengan didasarkan pada problem mesin yang diaplikasikan. Hasil pengembangan mesin pemilah diterapkan pada pencacahan dan pemilah di TPS 3R.
Hasil dari mesin pencacah pemilah sampah torsi tinggi hasil inovasi dosen STT Wiworotomo.
Kekuatan mesin didapatklan dengan meningkatkan torsi dan kelembaman yang menjadikan poros pemilah mampu melibas sampah padat seperti kulit kelapa dan dahan yang biasanya harus disingkirkan. Kekuatan pisau dioptimasi dengan perlakuan panas agar tahan abrasif. Desain khusus pisau telah ajukan paten sehingga dapat diterapkan pada lokasi yang memutuhkan proses pemilahan sampah yang optimal dan hemat energi.
Aplikator desain Nana Supriyana,MT bersama laboran bekerja terus menerus selama 3 bulan untuk merealisasikan mesin sesuai desain. Kontruksi yang mempunyai kesulitan tinggi dapat direalisasikan. Bambang Sugiantoro menyampaikan bahwa Inovasi mesin pengolah sampah akan terus dilakukan untuk mencapai daur ulang 100% sesuai program zero waste, hal ini dilakukan untuk mencegah permasalahan lingkungan dan membantu kelompok dan pemerintah daerah yang sangat konsen dalam penanggulangan masalah sampah.
BACA JUGA:STT Wiworotomo Purwokerto MoU dengan Pemkab Banyumas, Bupati Banyumas Beri Kuliah Umum
Melalui PKM hasil pemilahan sampah dioptimalisasi nilai ekonomisnya, volume bahan baku RDF dapat ditingkatkan 30%. Produk lain yang dikelola adalah produk turunan maggot dan pembuatan pupuk organik.
Tim Peneliti melatih karyawan BUMdes untuk membuat pellet ikan dan unggas dengan memanfaatkan maggot BSF dan pembuatan pupuk organic dengan rotary drum, serta pelatihan pemasaran online. Tim peneliti dan mahasiswa melalui program kampus merdeka belajar akan terus mengembangkan mesin inovatif untuk kebutuhan masyarakat. Pada kesempatan itu Kepala Desa Rempoah dan Firektur BUMdes Jumanto Ahmad sangat berterima kasih sekaligus bangga menjadi mitra pengembangan alat yang diterapkan di TPS Desa, besar harapan kami tahun 2023 proses daur ulang dapat mencapai 100% tandasnya. (*)