Tak banyak yang mengenal wayang kulit. Tapi, Agus Priyanto, pemuda dari Banteran membuat wayang kulit sekaligus mengenalkannya sampai Jepang.
LAILY MEDIA Y, Purwokerto
Wayang kulit merupakan kesenian lokal yang jarang dilirik generasi muda. Tapi, tidak dengan Agus Priyanto. Kesukaannya pada tokoh-tokoh wayang sejak duduk di bangku SD, ternyata bisa menjadikannya sebagai perajin wayang kulit.
Kegemarannya ini kemungkinan diturunkan dari buyutnya yang menjadi dalang.
"Pas SD, saya bikin tokoh wayang dari kertas, sampai sekarang masih disimpan," ujarnya.
Pada tahun 2011, Agus mencoba membuat wayang kulit pertamanya. Dia belajar dengan temannya yang sudah berpengalaman.
Dengan dasar keahlian menggambar yang dimiliki, tidak membuat Agus kesulitan. Sejak TK, Agus sudah senang menggambar. Kegemarannya itu terus berlanjut sampai sekarang.
Agus mengatakan, ada tantangan tersendiri ketika membuat wayang kulit. Terlebih bagian memahat. Harus detail agar hasilnya maksimal.
"Awal bikin pasti ada salahnya. Kalau salah pas mahat tinggal ditambal, dan kalau salah mewarnai ditumpuk warnanya," katanya.
Hampir semua tokoh wayang pernah dibuatnya. Proses membuatnya memakan waktu dua sampai tiga minggu, bahkan lebih. Tergantung detailnya. Kendala yang kerap dijumpai saat membentangkan kulit untuk dibuat wayang kulit.
Meskipun kondisi kulitnya sudah lentur karena direndam semalaman, proses menariknya harus maksimal, agar hasil wayang kulitnya bagus.
Karena kesukaannya membuat wayang kulit, ada temannya yang memesan untuk diberi pada bosnya yang merupakan warga Jepang. Agus membuatkan Wayang Bima dan dibawa sampai Jepang.
"Setidaknya bisa mengenalkan wayang pada orang-orang Jepang," paparnya.
Agus membuat wayang kulit tidak hanya ketika ada pesanan. Meskipun saat sepi, dia tetap membuat wayang kulit untuk stok. Sedangkan pesanan yang pernah diterimanya, sampai luar Banyumas, ke Jawa Timur dan Jawa Barat.
Sejak kecil, Agus sebenarnya memiliki cita-cita menjadi dalang. Dia pun pernah ikut belajar dalang selama setahun. Namun ada beberapa kendala dan akhirnya tidak berlanjut.