PURBALINGGA, RADARBANYUMAS.CO.ID -Para pegiat Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kabupaten Purbalingga punya cara agar tidak selalu berpikir menaikkan harga produk karena kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
Pasalnya, tidak jadi keharusan harga naik, dulu saja saat minyak goreng susah stok dan harga naik, pelaku UMKM produknya naik.
"Kalau kali ini harga BBM naik lalu kami ikut- ikutan menaikkan harga produk, justru cenderung pembelinya bisa turun. Jadi ada siasat yang tidak merugikan, namun bisa diharapkan," ungkap Ketua Paguyuban Tuka Tuku UMKM Purbalingga, Dimas Adi Nugraha, Senin 12 September 2022.
BACA JUGA:Astaga, Balita di Bukateja Ditemukan Meninggal Dunia Tercebur Kolam Ikan
Pria yang juga fokus menjadi distributor produk-produk UKM ini justru menambah item produk di setiap pemasaran toko dan lainnya.
Harapannya, dengan adanya item produk lain bisa menambah pendapatan.
Penambahan pendapatan ini yang digadang-gadang bisa menutup selisih ongkos produksi dengan operasional yang naik karena harga BBM itu.
BACA JUGA:Jelang Kick Off Liga 3, Persibangga Kembali Ujicoba Lawan Tuan Rumah PSIP Pemalang
"Kami belum tau semua upaya teman- teman UMKM menyiasati ini. Tapi yang jelas kalau bisa jangan langsung main menaikkan harga produk, bisa menurunkan minta beli konsumen, meski tidak semua," tambahnya.
Ia juga berpesan kepada teman UMKM lainnya agar tidak melulu bicara operasional yang naik karena BBM.
Lalu masih ada anggapan yang penting bisa bertahan produksi, juga kurang bagus.
BACA JUGA:Dua Sepeda Motor Tabrakan, Satu Orang Tak Sadarkan Diri
"Ayo bagaimana tetap bertahan, tapi berhitung dengan cermat menyiasati agar tetap naik pendapatan. Saling berbagi tips di grup akan meringankan beban UMKM," tuturnya.