BANJARNEGARA - Purwaceng merupakan tumbuhan langka yang berkhasiat meningkatkan vitalitas dan stamina. Tanaman ini sulit dibudidayakan karena sulit menghasilkan biji. Bibit Purwaceng yang sudah ditanam pun tidak jarang mati.
Pembudidaya Purwaceng dari Desa Dieng Kulon Kecamatan Batur Saroji mengatakan tanaman ini jarang dibudidayakan karena sulit tumbuh. "Kebanyakan petani lebih memilih kentang," kata dia.
Saroji tergerak menanam Purwaceng agar tanaman khas Dieng ini lestari. Dikatakan, tanaman Purwaceng merupakan tanaman khas Dieng dan termasuk langka.
Dikatakan, peminat Purwaceng sebenarnya banyak. Hanya saja, sulit dibudidayakan karena banyak yang mati setelah ditanam.
"Pesanan sampai Kalimantan," ungkapnya.
Dikatakan Purwaceng memiliki khasiat untuk menghangatkan badan, meningkatkan vitalitas dan stamina. "Purwaceng ini dijual basah dan kering," terangnya.
Bagian tanaman yang dimanfaatkan terutama akarnya. Akar Purwaceng kering dibanderol lebih dari Rp 1 juta per kilonya. Satu kali panen dia mendapatkan 50 kilogram sampai satu kuintal akar Purwaceng.
Sedangkan jika dalam bentuk minuman, satu gelas Rp 10 ribu. "Purwaceng ini bisa diolah dengan rasa orisinal, dicampur dengan kopi maupun susu," terangnya.
Seorang wisatawan yang berkunjung ke Dieng Boby Setiawan mengaku baru kali ini minum Purwaceng. "Rasanya enak dan menghangatkan badan," ungkapnya. Dikatakan, rasa dari Purwaceng ini berbeda dengan Jahe.
"Rasanya khas, beda dengan minuman yang lain," ujarnya. (drn)