Radarbanyumas, Purwokerto- Dengan total panjang jalan Kabupaten 1508 Km, berdasarkan data Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Banyumas 79 persen kategori mantap dan 21 persen kategori tidak mantap.
Kategori mantap berupa ruas jalan dengan kondisi baik dan kondisi sedang sepanjang 1202 Km.
Sedangkan kondisi tidak mantap berupa rusak ringan atau rusak berat sepanjang 306 Km.
"Kondisi mantapnya itu kondisi baik, sedang dan tidak mantap itu kondisi rusak ringan dan rusak berat," kata Kiki Nuvisnu, Sub Koordinator Perencanaan Jalan dan Jembatan DPU Banyumas, Senin (22/8).
Namun kondisi itu, Kiki melanjutkan, dinamis dan akan dilakukan survei lagi pada akhir tahun 2022 ini.
"Nanti kita survey lagi diakhir tahun ini, tahun inikan ada yang pemeliharaan ada yang pekerjaan peningkatan kapasitas. Dan tidak menutup kemungkinan tentu juga yang tadinya mantap karena curah hujan dan kondisi alam bisa jadi menjadi kurang mantap," lanjutnya.
Sementara itu, Riyatno, Kabid Pemeliharaan Jalan dan Jembatan DPU Banyumas mengungkapkan, jika ada tiga penyebab utama terjadinya kerusakan jalan yang saat ini masih sering dikeluhkan oleh masyarakat.
"Pertama kondisi alam, kedua overload kendaraan dan ketiga masyarakatpun ada peran, contoh mencuci kendaraan disekitar jalan, kalau terus menerus tentu rusak," ungkapnya.
Riyatno juga menerangkan, jika pada ABPD Induk tahun ini telah pihaknya tangani pemeliharaan pada 60 ruas jalan.
"Nah kami di APBD induk ini, kita kemarin tangani sekitar 60 jalan, belum yang UPT-UPT, karena yang UPT-UPT ini sifatnya begitu ada lubang langsung ditambal," tambahnya.
Namun pihaknya mengakui, dengan penanganan itu tentu belum dapat mengakomodir secara keseluruhan untuk penanganan perbaikan ruas jalan.
"Walaupun memang belum bisa terakomodir semua, karena kita kembali ke anggaran, apalagi yang kita tangani pemeliharaan, untuk rusak ringan dan sedang, tetapi pada kenyatannya kondisi yang kita tangani hampir sama dengan yang peningkatan. Jadi Misal target penanganan dua kilo, karena kondisi rusaknya yang berat jadi penanganan berkurang, dan itu yang masih meninggalkan PR," jelasnya. (win)