PURWOKERTO- Belum adanya sekolah menengah atas yang berstatus sekolah Negeri di Kecamatan Cilongok, menmbuat orang tua resah dengan masa depan anak-anaknya.
Apalagi diantara 1476 siswa lulusan SMP di Cilongok pada tahun ini, hanya 640 siswa yang tertampung dilima sekolah menengah atas swasta di Cilongok.
Sedangkan sisa dari angka itu, banyak yang memilih putus sekolah, dan terpaksa harus menunda sekolahnnya.
Hal itu diungkapkan, oleh Yuliarto, Kepala Desa Batuanten selaku koordinator 20 Kepala Desa mendorong terwujudnya SMA Negeri di Cilongok.
Yuliarto mengatakan, gerakan itu dilakukan karena berangkat dari keresahan warga.
"Pertama terkait efek dari pelaksanaan zonasi kemarin itukan di kecamatan cilongok banyak yang tidak tertampung, karena zona, dan masyarakat mengalami keresahan yang luar biasa," katanya, Rabu (3/8).
Sehingga dari hal itu, kemudian dilakukan koordinasi bersama dengan Kepala Desa, tokoh masyarakat, serta pegiat pendidikan di wilayah Cilongok.
"Setelah itu kita kumpul-kumpul dengan teman-teman membicarakan ini, akhirnya kita mulailah gerakan ini untuk mengusulkan SMA Negeri dan mulai sosialisasi dari pintu ke pintu," lanjutnya.
Apalagi karena dengan belum adanya sekolah Negeri di Kecamatan itu, Yuliarto menjelaskan, banyak siswa yang tidak dapat memenuhi haknya untuk mendapatkan pendidikan.
"Yang mendorong kita, selain keresahan masyarakat karena adanya anak didik yang tidak tertampung untuk memenuhi haknya mendapatkan pendidikan, karena ada yang putus skeolah dan menunda sekolahnya" jelasnya.
Dimana setelah menemui Bupati Rabu (3/8) hari ini, pihaknya berharap realisasi untuk SMA Negeri di Cilongok itu dapat segera terwujud.
"Intinya ini karena namanya penyelanggaran pendidikan itu tidak murah dan wewenang Provinsi. Tadi kita sudah menemui pak Bupati, dan beliau respon dan komitmennya luar biasa untuk ikut mendorong adanya sekolah ini," ungkapnya.