MANILA – Tim Bulutangkis Indonesia kembali mempersembahkan medali emas dan perak dari nomor perorangan SEA Games 2019. Dua emas itu diraih oleh Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti (ganda campuran) dan Greysia Polii/Apriyani Rahayu (ganda putri). Sedangkan satu emas didapat oleh tunggal putri, Ruselli Hartawan.
Tambahan dua medali emas dan satu perunggu ini didapat setelah ketiga wakil Indonesia yang menembus babak final nomor perorangan SEA Games 2019 di Muntinlupa Sports Complex, Filipina, kemarin.
Praveen/Melati yang berhasil merebut medali emas pertama kali di nomor perorangan ini. Raihan emas yang didapat Praveen/Melati yang menjadi unggulan pertama itu didapat usai mengalahkan Goh Soon Huat/Lai Shevon Jemie.
Praveen/Melati yang menduduki ranking lima dunia itu sukses menumbangkan unggulan kedua asal Malaysia itu lewat duel rubber game dengan skor 21-19, 19-21 dan 23-21 dalam waktu 61 menit.
Kemenangan ini menjadi yang ketiga kalinya buat Praveen/Melati atas Goh/Lai. Sebelumnya mereka juga pernah mengalahkan kedanya pada New Zealand Open 2019 dan Hong Kong Open 2018.
“Yang pasti bangga, senang juga bisa kasih medali emas buat Indonesia. Apalagi buat saya ini yang pertama kali ikut SEA Games,” ungkap Melati seperti dikutip Fajar Indonsia Network (FIN) dari siaran resmi PBSI, kemarin.
“Ini emas kedua dengan pasangan berbeda, senang karena bisa memberikan medali emas buat Indonesia. Ini kan yang menjadi harapan semua atlet ya, mau cabang olahraga apapun pasti ingin. Apalagi ini SEA Games dan bisa menyanyikan lagu Indonesia Raya,” ujar Praveen menambahkan.
Sayang raihan gemilang, Praveen/Melati tak mampu diikuti oleh Ruselli yang turun di sektor tunggal putri. Ya, Ruselli yang merupakan pemain pengganti Fitriani harus menelan kekalahan di babak final oleh Selvaduray Kisona.
Dalam duel tersebut, Ruselli yang kini menduduki peringkat 37 dunia harus mengakui keunggulan wakil Malaysia itu lewat pertarungan rubber game dengan skor 22-20, 14-21 dan13-21 dalam waktu 67 menit.
Meski demikian, Ruselli tetap puas denga nmedali perak yang didapatnya usai kekalahan tersebut. Apalagi raihan ini melebihi target yang dicanangkan oleh Ruselli sendiri. “Pastinya ada kecewanya karena tadi ada kesempatan buat menang setelah game pertama menang. Tapi sudah sampai di sini, bersyukur saja. Karena sudah dikasih lebih dari yang saya inginkan,” ujar Ruselli usai pertandingan.
Namun, hasil ini menambah rekor kekalahan Ruselli atas Kisona menjadi 1-6. Melawan Kisona, Ruselli menelan enam kekalahan dan baru meraih kemenangan satu kali pada Orlean Masters 2018.
“Bisa sampai di sini tentu puas. Tapi nggak puas juga karena tadi ada kesempatan. Karena kami permainannya tadi imbang. Saya mencoba membuang pikirian kalau head to headnya kalah. Saya mencoba memberikan yang terbaik saja,” katanya.
Beruntung, di sektor ganda putri, Greysia/Apriyani berhasil menambah pundi emas untuk Merah Putih. Greysia.Apriyani yang menduduki ranking 8 dunia hanya butuh waktu 35 menit untuk menumbangkan wakil Thailand, Chayanit Chaladchalam/Phataimas Muenwong dalam dua set langsung dengan skor 21-3 dan 21-18.
Medali ini merupakan emas pertama bagi Greysia/Apriyani di SEA Games. Sebagai pasangan, mereka sudah dua kali ikut dalam ajang multi event se-Asia Tenggara ini. Sebelumnya di SEA Games 2017 di Malaysia, Greysia/Apriyani kalah di babak pertama. ”Bersyukur sekali, terutama saya setelah 14 tahun baru mempersembahkan emas untuk Indonesia tahun ini. Rasanya tentu bangga dan senang. Ini proses buat kami berdua,” ujar Greysia.
Hasil ini menambah raihan medali Indonesia yang didapat dari cabang olahraga (cabor) bulutangkis menjadi tujuh medali. Sebelumnya, Indonesia sudah mendapat satu medali emas dari beregu putra, satu perak dari beregu putri dan dua perunggu dari nomor perorangan, Wahyu Nayaka Arya Pankaryanira/Ade Yusuf (ganda putra) dan Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari (ganda campuran).(gie/fin/tgr)