Abid Yanuar Badharudin SKom MKom - Dosen Fakultas Teknik Dan Sains
Merupakan suatu kebahagiaan tersendiri Ramadhan tahun ini. jika kita menengok dua tahun ke belakang. Kita tidak mampu melakukan kegiatan amaliah Ramadhan dengan memakmurkan masjid karena Pandemi. Sudah sepantasnya seorang muslim, seorang mukmin mensyukuri dan memuji atas izin Allah Ta’ala.
Alhamdulillah bini’matihi tatimmush shalihat. Segala pujian hanya milik Allah Dzat,yang telah menyempurnakan dan memudahkan kita untuk melakukan segala amal sholeh. Amal saleh dapat kita laksanakan dan disempurnakan merupakan bentuk kenikmatan dan pertolongan tersendiri dari Allah subhanahu wa ta’ala.
Dalam surat Al Qadr Allah ta’ala berfirman: “Sesungguhnya kami menurunkan Al Quran pada malam Lailatul Qadar, Tahukah engkau apakah malam lailatul qadar itu? Malam Lailatul Qadar itu lebih baik dari 1000 (seribu) bulan. pada malam itu turunlah malaikat-malaikat dan jibril dengan izin Allah Tuhan mereka (untuk membawa) segala urusan, Selamatlah malam itu hingga terbit fajar.” (QS. Al Qadr/97 : 1-5).
Mujahid, Qatadah dan ulama lainnya berpendapat, bahwa yang dimaksud dengan lebih baik dari 1000 bulan, adalah shalat dan amal pada lailatul qadar lebih baik dari sholat dan puasa di 1000 bulan yang tidak terdapat lailatul qadar (Zaadul masiir,9/191).
Seribu bulan berarti, jika kita kalkulasi nilainya lebih dari 82 tahun sekian bulan. Padahal rata-rata usia umat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam berkisar antara 60 an hingga 70 an.
Diriwayatkan oleh Ibnu Majah, Rasulullah bersabda: Umur-umur umatku antara 60 hingga 70 tahun, dan sedikit orang yang bisa melampaui umur tersebut. (HR.Ibnu Majah,4236)
Malam Penuh Berkah
Lailatul Qadar adalah malam yang penuh berkah. Barang siapa yang terluput dari lailatul qadar, maka ia telah terluput dari seluruh kebaikan, tentunya ini merupakan sebuah kerugian bagi seorang muslim bila terlewat dari malam tersebut, maka sudah seharusnya setiap muslim, menyimak dengan baik sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah.
“Di bulan Ramadhan ini terdapat Lailatul Qadar yang lebih baik dari 1000 bulan. Barangsiapa diharamkan dari memperoleh kebaikan di dalamnya, maka ia akan luput dari seluruh kebaikan.” (HR. Ahmad 2/385).
Sungguh ini merupakan malam yang sangat bernilai dan barokah, Barangsiapa yang diharamkan untuk mendapatkannya, maka sungguh ia telah diharamkan seluruh kebaikan baginya. Dan tidaklah diharamkan kebaikan itu, melainkan bagi orang yang diharamkan untuk mendapatkannya.
Oleh karena itu dianjurkan bagi muslim agar bersama bersemangat dalam berbuat ketaatan kepada Allah untuk menghidupkan malam lailatul qadar dengan penuh keimanan dan mengharap pahala nya yang besar. Jika telah berbuat demikian, maka Allah akan ampuni dosa dosanya yang telah lalu.
Dari Abu Hurairoh Radiallahu’anhu dari Nabi sahalallahu ‘alihi wasallam sesungguhnya beliau bersabda: barang siapa yang berdiri menunaikan salat pada malam lailatul qadar. Dengan imam dan berharap pahala Maka dosa dosanya yang telah lampau akan diampuni. (HR. Bukhari 4/217 dan Muslim 759)
Apakah Rosulullah hanya berkata lalu tidak melaksanakannya??? tentu tidak… Rosulullah mengamalkannya, bahkan menerapkannya, beliau melakukan i'tikaf, guna meraih keutamaan lailatul qadar.
Dari aisyah radhiyallahu anha ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam “Biasa ketika memasuki 10 Ramadhan terakhir beliau bersungguh sungguh dalam ibadah (dengan meninggalkan istri-istrinya) menghidupkan malam malam tersebut dengan ibadah dan membangunkan istri istrinya untuk beribadah.” (HR. Bukhari no. 2024 dan muslim no 1174).
Tentunya kita hanya bisa berharap dan berusaha,Semoga Allah Ta’ala masih memberi umur dan kesempatan, agar kita mampu beramal sholeh,serta berusaha mencari keutamaan dipuncak 10 hari terakhir pada bulan Ramadhan ini,serta menutup Ramadhan tahun ini dengan predikat insan yang bertaqwa (QS.Al Baqoroh 183). (*)