BALI – Meski perekonomian sedang lesu, perusahaan teknologi informasi Fujitsu berhasil tumbuh sebesar 40 persen tahun lalu. Angka itu jauh melebihi pertumbuhan pasar teknologi informasi Indonesia yang berkisar 10–15 persen.
President Director Fujitsu Achmad Sunuadji Sofwan menyatakan, pertumbuhan year-on-year tersebut melampaui target yang telah dicanangkan. Meski demikian, tahun ini Fujitsu menargetkan pertumbuhan sebesar 20 persen. ’’Kami baru tutup tahun pada Maret. Sebab, mengikuti pola Jepang yang perhitungannya dari April ke Maret,’’ ujarnya.
Di Indonesia, Fujitsu memiliki tiga unit bisnis. Yakni, application service, manage service, dan manage infrastructure service. Kontribusi terbesar berasal dari lini bisnis manage infrastructur service, yaitu sebesar 65 persen. Berikutnya, application service sebesar 25 persen, dan sisanya, manage service.
Achmad memprediksi presentase kontribusi lini bisnis tahun ini tidak jauh berbeda dari 2015. Namun, dalam dua–tiga tahun ke depan, bisnis application service dan manage service dapat mencakup separo dari total bisnis Fujitsu. Prediksi tersebut berdasar transformasi digital dari pihak swasta dan pemerintah. ’’Di luar government, keberhasilan transformasi digital menentukan hidup dan matinya bisnis,’’ ucapnya.
Saat ini ada lebih dari 50 perusahaan yang menggunakan solusi bisnis Fujitsu. Targetnya, hingga akhir tahun ini, akan bertambah sepuluh perusahaan.
Country Head of Managed Service Dandung Danardono mengungkapkan, pada Oktober lalu, Fujitsu menghadirkan Fujitsu Cloud untuk mempercepat transformasi digital dan meningkatkan efisiensi bisnis yang diklaim mencapai 30–40 persen.
Dia memprediksi adopsi teknologi tersebut akan membaik tahun ini dan 2017 mendatang. Saat ini perusahaan asuransi Tokio Marine sudah menggunakan Cloud sebagai solusi penyimpanan data. ’’Targetnya, tahun ini ada lima perusahaan yang mengaplikasikan Fujitsu Cloud,’’ ujarnya. (swn/c5/noe)