JAKARTA - Juara dunia MotoGP Jorge Lorenzo serang balik Cal Crutchlow terkait komentar pedasnya. Crutchlow merupakan pebalap pengganti Lorenzo yang ditunjuk Yamaha sebagai test rider.
Lorenzo berang ketika disindir Crutchlow, sebagai test rider yang gagal dalam mengembangkan Yamaha. Eks rekan sekaligus rival Valentino Rossi itu menyebut bahwa Yamaha telah melakukan kesalahan besar mengganti dirinya dengan Crutchlow. Dia menyebut ‘Seperti mengganti emas dengan perunggu’.
https://radarbanyumas.co.id/rossi-tuntut-perubahan-performa-yamaha/
“Mengatakan bahwa saya ini bukan tester yang hebat, itu seperti mengatakan jika bumi ini berbentuk kotak. Para ahli mesin di Yamaha dan Ducati tahu betul seberapa hebatnya saya, dalam membangun motor dan membuat mereka jauh lebih cepat,” kata Lorenzo seperti dikutip The Race, Minggu (22/11).
Tidak sampai di situ. Lorenzo semakin sinis terhadap Crutchlow. Dia menyebut Crutchlow sangat pas untuk mengetes tingkat kekerasan motor. Sebab pebalap Inggris berusia 35 tahun itu sering mengalami kecelakaan.
“Jika kita bicara statistik, faktanya adalah setelah saya meninggalkan kedua tim (Yamaha dan Ducati), jumlah kemenangan per musim kedua ini menurun. Sementara bicara Cal, dia itu rider dengan jumlah kemenangan yang minim, dan lebih banyak terjatuh (saat balapan) dalam 10 tahun terakhir. Saya rasa dia memang cocok jadi tester yang hebat, untuk mengetes seberapa kuatnya motor (yang ia tes saat terjatuh),” sindir Lorenzo.
Sindiran Lorenzo merupakan balas komentar Crutchlow sehari sebelumnya. Rider asal Inggris itu dengan percaya diri menyebutkan, jika tiga gelar juara MotoGP, bukanlah sebuah jaminan, bagi seseorang untuk terlihat hebat dalam sesi test ride MotoGP.
“Bakat istimewa Lorenzo tidak menjamin bahwa ia pantas mengisi posisi test rider. Ia sangat spesial di motor. Tetapi, itu tidak berarti ia adalah pembalap tes yang hebat. Saya pikir Anda harus mengambil beberapa hal yang ia katakan dengan sedikit garam, dan saya yakin itu lebih berpengaruh daripada saya,” kata pebalap bertinggi badan 171 sentimeter itu, dalam sebuah kesempatan.
“Saya mengambilnya dengan sedikit rasa asin karena itu berasal dari seorang pria yang sering berjalan-jalan menceritakan banyak hal kepada orang-orang sepanjang waktu,” lanjut pembalap berusia 35 tahun itu.
Crutchlow juga menyebut Lorenzo adalah pembalap yang sedang bosan berada di rumah lalu membuat kata-kata seperti seseorang kehilangan harapan.
“Pada akhirnya saya tidak punya apa-apa untuk berkata-kata kepadanya. Saya sangat menghormatinya sebagai pembalap dan juara dunia tiga kali, ia akan banyak memberi tahu Anda bahwa ia adalah juara dunia tiga kali,” katanya.
“Pada akhirnya, tidak ada kulit di punggung saya. Saya senang ada yang harus saya lakukan, keluarga, teman baik, dan tentu saja ia (Lorenzo) bosan di rumah,” pungkasnya.
Secara hitung-hitungan, Lorenzo memang memiliki lebih banyak catatan kemenangan, baik saat ia membela Yamaha maupun Ducati di sepanjang karirnya. Hanya saja, bersama Honda di musim 2019, Lorenzo yang kerap bersitegang dengan Valentino Rossi kala di Yamaha itu, di nilai gagal membawa honda, dengan tidak finis di sepuluh besar klasemen.
Di sisi lain, Crutchlow baru mencatatkan tiga kemenangan dalam karir MotoGP-nya, semuanya di bawah bendera LCR Honda. Crutchlow juga satu-satunya rider Honda, yang mampu mencicipi podium di musim lalu, selain juara MotoGP Marc Marquez, yang saat ini tengah dalam proses pemulihan, usai mengalami patah tulang tangan kanan, di Sirkuit Jerez juli 2020 lalu.(ruf/gw/fin)