ahmad erwin/radarmas
DIBONGKAR: Sebagian lapak yang sudah dibongkar sendiri penghuninya.
PURWOKERTO- Dari 10 penghuni lahan bakal taman underpass Jensoed, tujuh orang sudah menerima dana talih asih sebesar Rp 2,5 juta. Namun, ada tiga penghuni yang menolak, dan masih bertahan lantaran dana tali asih dinilai tidak layak dan tidak manusiawi.
"Inikan, kita di sini sudah lama, saya juga lahir di sini sekarang usia saya 38 tahun berarti saya di sini kurang lebih 40 tahun, apalagi ini mau digusur, untuk masalah penggusuran sendiri sampai saat ini hanya Kecamatan yang turun," kata Jepi, Tukang Service Laptop.
Jepi menjelaskan, untuk biaya penggantian tali asih akan didapatkan dari pengembang proyek yang menang tender.
"Yang jelas kayak gini, kok pemerintah kota kok gak ada. Apalagi, katanya Pak Camat gak bakal ada uang pergantian, dan tali asih. Itu dikasih sama yang menang proyek dan tender atau pengembangnya. Jadi uang dua setengah juta Rupiah itu cuma dikasih sama pengembangnya. Padahal seharusnya kalau pengembangnya yang ngasih itu pengembangnya harus ikut rapat juga dong," jelasnya.
Apo, Warga yang menempati daerah tersebut juga menilai, uang Rp 2,5 juta tidak manusiawi. Karena, biaya tersebut dinilai tidak cukup untuk biaya pembongkaran rumah, mobilisasi, sewa rumah dan tunjangan kehilangan pendapatan.
"Setelah perubahan status jalan menjadi jalan provinsi, sejak 2016 kebawah itukan kita bayar pajak. Masa gak dihitung. Masa cuma dua setengah juta. Pokoknya kita akan coba bertahan soalnya kalau cuma dua setengah juta itu, tidak manusiawi, apalagi kita disini sudah 40 tahun" tutupnya. (aam/acd)