PURWOKERTO-Kasus belum digajinya karyawan Cleaning Service (CS) Universitas Jenderal Soedirman (Unsoped) mendapat sorotan berbagai pihak. Apalagi, mereka yang tersandera gajinya merupakan karyawan dengan penggunaan tenaga kerja yang dipihakketigakan.
Komisi D DPRD Banyumas bahkan sudah sempat menangani hal ini. Namun, ternyata vendor yang seharusnya bertanggung jawab tak bisa ditelusur keberadaannya.
"Penyelengara lelangnya ini tidak disiplin dalam proses seleksi. Ada penerima kontrak kerja, bermitra tapi tidak jelas. Ditelusur tidak ketemu, CV dari luar Banyumas. Yang jadi korban, akhirnya orang orang kita, wong Banyumas," kata Ketua Komisi D DPRD, Mustofa
Baca:
Honor Ratusan CS Unsoed Belum Juga Terbayarkan
Truk Mundur, Sikat Tiga Sepeda Motor
Ia mengatakan, pelaksana lelang tidak boleh lepas tangan begitu saja. Sebab bagian dari proses diberikannya hak pengerjaan, yang mengerjakan jasa. Sehingga pihaknya, dalam waktu dekat akan menemui pelaku lelang.
"Setahu saya yang melakukan lelang dari Unsoed juga. Perlu dicatat ya, penyelanggara lelang ini yang meloloskan. Menang atau dimenangkan, saya ulang. Menang atau dimenangkan," kata dia.
Sebelumnya diketahui, sebanyak 282 Cleaning Service (CS) Universitas Jenderal Soedirman masih juga belum menerima haknya berupa gaji. Bahkan, sampai kemarin, keterlambatan pembayaran gaji sudah selama tiga bulan.
Salah satu CS yang enggan disebutkan namanya kepada Radar Banyumas mengaku belum dibayar mulai dari Agustus hingga sekarang. Malahan, rekan yang lain, juga ada yang belum dibayar sejak Juli.
"Bervariasi memang, bahkan ada THR yang belum dibayar. Kalau untuk THR, sekitar tiga sampai orang orang yang belum dibayar," katanya.
Menurutnya, honor yang dijanjikan dalam kerjasamanya dengan pihak ketiga yang mengakomodir CS Rp 850 ribu per bulan. Sedangkan THR Rp 425 ribu. Dengan keterlambatan tersebut, banyak CS yang dirugikan. (hkm/ttg)