Petugas menyirami rumput alun alun. AAM/RADARMAS
PURWOKERTO-Rumput di Alun-alun Purwokerto semakin gundul. Bahkan, rumput yang tersisa juga mulai menguning sekaligus mulai mati.
"Kita sudah siram setiap pagi. Mati dan kering karena dikunjungi setiap hari, " ungkap Irawan, Kasi Pertamanan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Banyumas.
Dia menyebut volume pengunjung yang berjumlah ribuan dan berdatangan menjadi salah satu hal yang tak bisa dihindari hingga membuat mati rumput Alun-alun. Pihaknya sudah melakukan upaya pemeliharaan secara maksimal. Rumput yang terus menerus diinjak bahkan diduduki menjadi penyebab gundulnya Alun-alun kota satria.
Irawan menyebutkan ada alternatif lain untuk keringnya rumput di alun-alun. Menilik apa yang dilakukan oleh Kota kembang Bandung yang mengadakan rumput sintetis sebagai pengganti rumput alami, hal tersebut dapat diterapkan. Tapi, kata dia, membutuhkan banyak anggaran dana.
Baca:
Riuh, Kasus Peluru Nyasar yang Tewaskan Bayi
Jual Ke Horeka, Jatah Pangkalan Bakal Dipangkas
"Kita bisa mencontoh Bandung. Ditata dengan rapih dan diganti dengan rumput sintetis. Tapi pasti anggarannya sangat besar. Disana juga ditata tempat untuk para PKL. Kalau di sini, PKL nya masih belum tertata, dan sebenarnya dilingkungan alun-alun steril PKL, " ujarnya.
Dia mengatakan, dalam upaya penanaman kembali rumput Alun-alun pada tahun sebelumnya tidak membuahkan hasil. Hal itu dikarenakan sudah ada aturan untuk tidak menginjak rumput alun-alun. Tapi, aturan tersebut tidak diindahkan. Alun-alun sebagai ruang publik dimana dapat dikunjungi oleh siapa saja semakin membuat sulit penegakan aturan tersebut.
"Harusnya tidak boleh diinjak. Tapi kadang malah diduduki. Itu merupakan ruang publik jadi siapa saja bisa datang dan kita tidak bisa mengontrol itu, "katanya. (aam)