Ada yang Mulai Persiapan, Ada yang Orang Tua Kaget
PURWOKERTO-Minggu pertama tahun ajaran baru 2017/2018 menjadi minggu pengenalan bagi siswa kepada lingkungan sekolah. Namun, mulai pekan ini, efektivitas sekolah sudah mulai berlangsung. Bahkan, ditengah pro dan kontra full day school, ada beberapa sekolah di Kabupaten Banyumas yang sudah menerapkan. Bahkan, sudah dimulai sejak pertama masuk sekolah di tahun ajaran baru sepekan lalu.
"Sejak minggu lalu sudah mulai (masuk sekolah, red)," kata Bagian Kesiswaan SMP N 1 Purwokerto, Suci Aji kepada Radarmas.
JALAN KAKI : Siswa-Siswi baru salah satu SMP Negeri di Purwokerto mulai pulang sekolah pukul 15.00, Senin (24/7). Mulai tahun ajaran baru 2017 ini, sejumlah SMP menerapkan 5 hari sekolah. Disamping itu, ada juga orang tua siswa yang kaget anaknya pulang sore karena belum ada keputusan full day school bersama. (DIMAS BUDI LANTORO MUKTI PRABOWO/RADAR BANYUMAS)
Dia menegaskan, tahun ajaran yang baru ini, sekolahnya sudah menerapkan sejak minggu pertama masuk sekolah. Penerapan lima hari sekolah di SMPN 1 Purwokerto dapat memotivasi siswa untuk memulai pendidikan karakter di rumah. Nantinya jam sekolah akan dimulai pukul 07.00 hingga pukul 15.30.
"Mekanismenya sembilan jam untuk intrakurikuler, satu jam untuk kokurikuler dan satu jam setengah untuk estrakurikuler," jelasnya.
Sebelum menerapkan lima hari sekolah, SMP N 1 Purwokerto sudah merapatkan hal ini kepada orang tua siswa.
"Sebelumnya sudah mengadakan rapat, dan setiap kelas, orang tua membuat paguyuban untu menyepakati menambah uang saku atau bawa bekal makan. Semuanya disepakati membawa bekal sehingga siang harinya dapat makan bersama, ini juga termasuk pendidikan karakter untuk anak-anak mengacu pada kurikulum 2013," paparnya.
Memang, saat ini, penerapan lima hari sekolah terhadap Sekolah Menengah Pertama (SMP) nampaknya belum seluruhnya merata di Kabupaten Banyumas. Penelusuran Radar Banyumas di wilayah perkotaan, salah satu sekolah yang belum menerapkan lima hari sekolah yakni SMP Negeri 2 Banyumas.
Kepala Sekolah SMP N 2 Banyumas, Wardaya SPd MPd kepada Radarmas, mengatakan, pihak sekolah baru akan melakukan lima hari sekolah pada 31 Juli mendatang. Pasalnya banyak yang harus dipersiapkan sekolah menjelang penerapan lima hari sekolah tersebut.
Menurutnya, di sub Rayon 06 wilayah Banyumas, hanya SMP N 2 Banyumas yang belum menerapkan lima hari sekolah. Pihaknya menginginkan penerapan lima hari sekolah nantinya benar-benar matang dalam persiapannya.
"Dua minggu menjelang penerapan itu, kami masih melakukan persiapan internal maupun eksternal seperti perangkat pembelajaran," katanya, Senin (24/7).
Mengenai mekanisme lima hari kerja, sekolah dimulai pukul 07.00 hingga pukul 15.30. Sekolah akan menerapkan sembilan jam kegiatan intrakurikuler, 40 menit kokurikuler, dan satu jam untuk ekstrakurikuler. Kegiatan intra kurikuler akan dimulai sekitar pukul 07.15.
"Jadi saat menunggu pukul 07.00 hingga 07.15 melakukan kegiatan pembiasaan, seperti membaca buku atau tadarus," jelasnya.
Namun demikian, meski ada yang sudah dan belum menerapkan, nyatanya full day school tetap membuat kaget orang tua. Hal itu diungkapkan A.Rohman, salah satu orang tua murid yang anaknya duduk di kelas 2, SMPN 1 Ajibarang. Diakuinya, sejak tahun ajaran baru tahun ini, belum ada pemberitahuan akan diterapkannya lima hari sekolah.
"Tiba-tiba saja mulai Senin minggu lalu sudah full day school," jelasnya.
Dia melanjutkan kendala yang dihadapi anaknya yakni sudah tidak dapat mengikuti "ngaji" yang sebelumnya rutin diikuti.
"Selain tidak mengikuti ngaji, jam pulang sekolah menjadi pukul 15.30. Sepulang sekolah anak menjadi sangat capek. Selain itu anak biasa menggunakan koprades, namun karena sore koprades sudah tidak ada," tuturnya.
Kasi Kurikulum Bidang Pembinaan SMP Dinas Pendidikan (Dindik) Kabupaten Banyumas, Agus wahidin kepada Radarmas mengatakan, sekolah yang sudah menerapkan lima hari sekolah sebagian sudah melaporkannya ke Dindik. Artinya, ada sebagian pula yang belum melaporkan. Dindik meminta ketegasan sekolah untuk segera melaporkan jika sudah memulai.
Menurutnya, data tersebut baru bisa terdata keseluruhan pada akhir bulan Juli.
Selain itu dia juga mempersilakan kepada sekolah yang belum melakukan dan hendak melakukan lima hari sekolah. Kendati dipersilakan untuk menerapkan, namun sekolah harus lebih dulu melakukan komunikasi dengan wali siswa, komite, dan guru sekolah.
"Jangan sampai ketika kebijakan sudah diterapkan muncul penolakan," ujarnya.
Selain itu ketika menerapkan kebijakan tersebut, kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler juga tidak boleh ditinggalkan. "Ketiga kegiatan itu tetap harus ada, tidak boleh satupun kegiatan yang ditinggalkan, meski menerapkan lima hari sekolah," pungkasnya. (ali/ttg)