SiNoNa Mulai Dilupakan

Sabtu 04-03-2017,08:54 WIB

Pembeli Kesulitan Mengisi Saldo PURWOKERTO- Program Transaksi Non Tunai atau yang dikenal dengan SiNoNa, sempat menjadi harapan terwujudnya Purwokerto sebagai smart city. Sayangnya, program kerjasama Pemkab Banyumas dan Bank BRI tersebut tidak berumur lama. Pasalnya, pembeli mengaku kesulitan melakukan pengisian saldo. Akibatnya seminggu ini, SiNoNa mulai ditinggalkan. Menurut sejumlah pedagang, pembeli kesulitan mengisi saldo di kartu BRIZZI dengan mesin Electronic Data Capture (EDC) sebagai alat bantu pembayaran non tunai di Pasar Manis. Pedagang sayuran Pasar Manis Purwokerto, Arsitin mengatakan, banyak pembeli yang mengeluhkan kesulitan saat akan mengisi saldo kartu BRIZZI. Apalagi kantor teras BRI di Pasar Manis juga sudah jarang buka. "Kalau punya kartu ATM bisa isi lewat ATM, tapi pembeli di sini rata-rata warga biasa. Biasanya memilih praktisnya. Isi langsung di kantor Teras BRI di Pasar Manis," katanya. Arsitin menuturkan, mesin EDC sebenarnya masih normal dan dapat digunakan. Beberapa kali juga ada evaluasi dari BRI untuk diperbaiki. Diakui Arsitin, pedagang juga kurang gencar mengenalkan produk BRIZZI pada pembeli. Padahal di awal program pembayaran non tunai, dalam sehari, Arsitin dapat melayani pembelian mengguna BRIZZI sebanyak 40 transaksi. "Sebab, sudah tidak ada hadiah yang disediakan seperti saat awal launching mesin EDC," tuturnya. Senada dengan Arsitin, pedagang Tempe di Pasar Manis, Trisno mengatakan, mesin EDC yang ada di kiosnya sudah tidak pernah digunakan lagi. Sebab, pembeli yang melakukan transakasi saat ini, kembali secara manual. "Sudah sebulan ini tidak ada transaksi menggunakan BRIZZI, karena mau isi saldo tapi tidak dipermudah, jadi pada males," kata Trisno. Sementara itu, Staff Pasar Manis, Sri Hastuti mengaku sudah melaporkan kondisi tersebut ke pihak Bank BRI mengenai mesin EDC dan pengisian saldo. Namun, hingga saat ini belum ada tindakan. "Karena dari pihak kami hanya sebagai pengelola. Kalau secara teknis semua menjadi tanggungan BRI. Padahal para pedagang di sini sudah siap melakukan transaksi non tunai," ujarnya. Menurut Sri Hastuti, BRI sebenarnya juga sudah menyiapkan lagi sepuluh mesin EDC untuk pedagang Pasar Manis. Formulir sementara sudah disebar kepada pedagang. "Untuk total penguna EDC dari awal sebenarnya ada 20 tapi yang aktif sampai sekarang hanya 13. Ini sudah disipakan aplikasinya lagi untuk sepuluh pedagang, tapi formulirnya masih ada pada pedagang," tuturnya. Sri pun menyampaikan, kendala yang dialami pedagang juga dari charger untuk menambah daya mesin EDC. Para pedagang menginginkan ada alat penambah daya tesebut yang terpasang di pasar. Sebab, kalau dibawa ke rumah, sering tertinggal. Funding Officer BRI Kantor Cabang Purwokerto, Rani Widaningrum saat dihubungi kemarin mengatakan, teras BRI beberapa hari ke belakang memang tidak aktif karena sedang dalam perbaikan sistem. Namun, mulai hari ini, Sabtu (4/3) sudah mulai aktif. Bahkan, pada sistemya juga dilengkapi daftar harga barang-barang di Pasar Manis Purwokerto. Seperti cabai, daging, dan sebagainya. "Untuk mengetahui harga barang yang ada di sini, dapat kami layani, selain pengisian saldo untuk kartu BRIZZI," katanya. Sedangkan untuk pengisian kartu BRIZZI, sebenarnya dapat dilakukan oleh pedagang yang menggunakan mesin EDC. Pihak BRI sudah sering menyosialisasikannya pada para pedagang. "Tapi mungkin ada beberapa pedagang yang belum paham. Tapi kami akan terus memantau dan siap membantu apa saja yang dibutuhkan pedagang terkait mesin EDC untuk transaksi non tunai," pungkas Rani. (ely/acd)

Tags :
Kategori :

Terkait