Harus Isi Permodalan Tiga Kali.
PURWOKERTO- Dari 320 pedagang di Pasar Manis Purwokerto, dua puluh di antaranya sudah menerapkan transaksi non tunai (SiNoNa) sejak Oktober tahun lalu.
13
Namun, program SiNoNa yang diprakasai Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Purwokerto bersama PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) (Persero) kini, hanya diikuti oleh empat belas pedagang.
Kepala Pengelola Pasar Manis Purwokerto, Hastuti mengatakan, enam pedagang mengundurkan diri. Sebab untuk menggunakan mesin Electronic Data Capture (EDC) sebagai alat bantu pembayaran non tunai, harus mengisi permodalan hingga tiga kali.
Namun atas pengunduran diri beberapa pedagang tersebut, pihak pengelola Pasar Manis Purwokerto sudah ada penggantinya sebanyak sepuluh pedangang.
"Sudah kami sebar formulirnya pada sepuluh pedagang, tinggal menuggu kepastiannya," ujarnya. Dia menjelaskan, ke depan diharapkan semua pedagang akan menggunakan EDC untuk menyukseskan SiNoNa.
"Semuanya butuh proses secara bertahap, mudah-mudahan bisa berjalan lancar untuk mewujudkan Banyumas smart city," ungkapnya.
Karena program ini terbilang masih baru di area Purwokerto dan terutama untuk para pedagang, masih dimaklumi. Sebagai evaluasi dari penggunaan mesin EDC, kali ini sedang ditarik oleh pihak BRI.
Hal itu dilakukan untuk proses pembenahan supaya lebih baik lagi. Selain itu, pihak Pasar Manis Purwokerto juga tidak menutup diri jika ada bank lain menggandeng Pasar Manis Purwokerto untuk mengadakan transaksi non tunai.
"Kalau ada, bisa datang ke Pasar Manis, tapi tetap ada prosedurnya," ujar Hastuti. Menyikapi adanya uang rupiah tahun emisi 2016, menurutnya tidak mempengaruhi transaksi non tunai.
Meskipun beberapa orang penasaran dengan bentuk uang baru, tetapi untuk trnasaksi non tunai tidak akan ditinggalkan. Sebab beberapa orang, terutama pembeli dan pedagang di Pasar Manis Purwokerto, sudah nyaman bertransaksi non tunai.
"Tentu kami mengharapkan yang terbaik, untuk transaksi tunai maupun non tunai bisa meningkatkan perekonomian," pungkasnya. (ely)