Kenalkan Musik Banyumasan Pada Bule

Selasa 08-03-2016,14:46 WIB

Darno SSen MSn, Nguri-Nguri Musik Tradisional Banyumas Cinta mati. Mungkin inilah perasaan Darno SSen MSn terhadap musik tradisional Banyumas. Bahkan Darno tak pernah lelah mengenalkan musik tradisional dan potensi Banyumas kepada mahasiswa. Baik lokal maupun dari luar negeri. HIDAYAH, Purwokerto Darno punya alasan yang kuat mengapa mencintai musik tradisional, terutama dari Banyumas. Menurutnya, musik tradisional memiliki jiwa dan spirit yang selaras dengan watak orang Jawa. "Saya merasa selaras dengan jiwa saya selaku orang Jawa," terang dosen Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta. Apalagi saat ini, kata dia, potensi Banyumas belum tergarap maksimal. Padahal potensi kesenian Banyumas sangat luar biasa. Menurut Darno, musik Banyumas mempunyai banyak keunggulan. Yakni memiliki tiga karakter warna, Sunda, Banyumas murni, Surakarta atau Jogjakarta. "Saya selalu menyampaikan saat mengajar ke mahasiswa baik lokal maupun luar negeri tentang kekayaan Banyumas," jelasnya. Selain itu kata dia, Banyumas memiliki kekayaan ragam ensamble musik bambu. Namun  musik Banyumas kurang dipelihara dengan baik. Karena banyak kebijakan pemerintah yang tidak berpihak pada penggalian dan pengembangan yang profesional "Sekarang Banyumas sebagai pilar budaya Banyumas sangat jauh dari mampu, karena isian kurikulumnya tidak mewadahi muatan lokal sebagai mata pelajaran mayor. Selain itu, SDM guru dan regulasi yang tidak memadai," tuturnya. Untuk itu, Darno kini tengah menyusun buku tentang gending Banyumasan. "Saya lihat belum ada dimanapun buku ajar yang benar tentang gending Banyumas. Rencananya akan dicetak dan disebar ke seluruh guru seni di Karisidenan Banyumas," katanya. Saat ini kegiatan rutin yang dilakukan Darno yakni, mengajar di ISI Surakarta mata kuliah praktik karawitan Surakarta, karawitan Banyumas, musik kontemporer serta mata kuliah seminar.     Untuk kegiatan diluar mengajar, dia membina anak-anak Banyumas yang ada di kampus ISI untuk menggali kesenian Banyumas dalam wadah Komunitas Pring Sedhapur "Saya lebih sering diundang sebagai narasumber dalam pelatihan karawitan untuk guru-guru seni, seminar budaya lokal, juri," terangnya. Beberapa daerah yang pernah mengundang Darno diantaranya Blora, Sragen, Boyolali, Karanganyar, Wonogiri, Singgi, Riau, Banyumas, Cilacap dan beberapa waktu lalu Magelang, Gunungkidul, serta Bantul. (*/sus)

Tags :
Kategori :

Terkait