Koalisi Dokter Kritik Kondisi Covid, Dokter Serukan Evaluasi

Jumat 20-08-2021,10:54 WIB

PENANGANAN MEDIS: Sejumlah tenaga kesehatan menangani Covid-19 yang baru tiba di IGD RSUD Kota Bekasi, Jawa Barat, kemarin (18/7). ILUSTRASI JAKARTA - Profesi dokter yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Profesi dan Asosiasi Kesehatan (KoMPAK) Lawan Covid-19 menyatakan keprihatinannya atas kondisi Covid-19 di Indonesia. https://radarbanyumas.co.id/80-persen-covid-19-di-indonesia-varian-delta/ Catatan 1,5 (satu setengah) tahun Indonesia berjuang melawan pandemi Covid-19 menunjukkan angka kematian tinggi dan testing rendah. Menurut koalisi yang ditandatangani oleh Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Daeng M Faqih, pemerintah tampak masih belum konsisten dalam memprioritaskan masalah kesehatan sebagai fokus penanganan pandemi Covid-19. Menurut mereka, kasus konfirmasi Covid-19 masih tinggi. Berdasarkan data tanggal 17 Agustus 2021, ada penambahan kasus harian sebanyak 20.741 kasus. Sehingga jumlah total kasus konfirmasi Covid-19 telah mencapai 3.892.479 kasus, dimana Indonesia saat ini menduduki peringkat ke-13 dunia. Angka kematian harian akibat Covid-19 sebanyak 1.180 orang. Sehingga total angka kematian akibat Covid-19 sebanyak 120.013 orang. Sekalipun kasus konfirmasi sudah mengalami penurunan akan tetapi angka kematian masih tinggi, bahkan Indonesia beberapa kali mencatat rekor kasus kematian harian tertinggi di dunia. Positivity rate juga masih sangat tinggi, selalu di atas 20 persen dalam beberapa pekan terakhir, jauh lebih tinggi dari standar WHO 5 persen. Banyak dokter dan tenaga kesehatan yang telah gugur dalam perjuangan menghadapi pandemi Covid-19. Diantaranya 640 dokter, 98 dokter gigi, 637 perawat, 377 Bidan, 59 Apoteker, 34 Ahli Gizi, 13 Ahli Kesehatan masyarakat, dan 33 Ahli Teknologi Laboratorium. Padahal Sumber Daya Manusia esehatan merupakan kunci dari ketahanan Sistem Kesehatan dalam menghadapi pandemi Covid-19. Menurut mereka, capaian vaksinasi juga masih rendah. Pemerintah telah menetapkan target sasaran vaksinasi sebanyak 208.265.720 orang. Namun, sampai 17 Agustus 2021 capaian vaksinasi dosis 1 baru mencapai 26,40 persen dan dosis 2 hanya 14,00 persen. Capaian ini masih sangat jauh dari target yang ditetapkan. https://radarbanyumas.co.id/biaya-tes-pcr-mandiri-turun-45-persen-di-jawa-bali-maksimal-rp-495-ribu-hasil-tes-wajib-keluar-1-x-24-jam/ “Pelaksanaan 3T (Testing, Tracing, dan Treatment) masih belum maksimal. Testing jika mengacu ke standar WHO, dengan melihat positivity rate Indonesia (15 hingga <25 persen), maka seharusnya dilakukan testing 10 per 1.000 penduduk atau sekitar 400.000 orang per hari, target ini masih belum tercapai,” kata pernyataan tersebut, Rabu (18/8). Testing di Indonesia juga masih belum berbasis hasil tracing (testing epidemiologi), akan tetapi masih di dominasi testing yang bersifat screening seperti untuk perjalanan dinas atau luar kota. Harga testing Covid-19 di Indonesia juga masih dianggap terlalu mahal jika dibandingkan dengan negara lain. Terkait pelaksanaan Tracing juga demikian masih jauh dari target yang ditetapkan WHO. (mar/nur/JP)

Tags :
Kategori :

Terkait