JAKARTA – Perbankan berharap peningkatan konsumsi yang berdampak positif pada sektor ritel dan consumer goods. Dengan peningkatan kegiatan usaha, kebutuhan kredit perbankan diharapkan membesar.
Presiden Direktur PT Bank Central Asia (BCA) Jahja Setiaatmadja menyatakan, Lebaran merupakan siklus musiman yang telah diantisipasi bank. Kebutuhan likuiditas biasanya meningkat untuk konsumsi maupun kegiatan usaha, khususnya impor.
”Saya harap sih begitu. Sebab, kuartal pertama dan kedua di pertengahan ini masih agak lemah. Pinjaman belum bisa terlalu tinggi,’’ katanya di Jakarta kemarin (1/6).
Likuiditas yang disiapkan emiten berkode perdagangan BBCA itu sangat mencukupi. Hal tersebut terlihat dari loan to deposit ratio (LDR) perseroan yang tercatat berada di kisaran 77–78 persen. ”Untuk Lebaran, ritel dan consumer goods diharapkan bisa berkembang. Likuiditas kami sangat mencukupi,’’ katanya.
Tahun ini, BBCA menargetkan penyaluran kredit dapat tumbuh 10 persen. Target tersebut diharapkan meningkat di kuartal kedua maupun kuartal ketiga. ”Sekarang pertumbuhan kredit masih negatif. Namun, year to date tumbuh 11 persen,’’ imbuhnya.
Sejalan dengan hal itu, penyaluran kredit Bank Indonesia (BI) pada April 2016 tercatat Rp 4.036,3 triliun atau tumbuh 7,7 persen. Sementara itu, pada Maret tercatat pertumbuhan kredit 8,4 persen (yoy). Kredit yang baru disalurkan bank umum pada April tercatat Rp 53,9 triliun.
Perlambatan pertumbuhan kredit, terutama pada kredit modal kerja (KMK), tumbuh rendah di level 4,8 persen (yoy). Nilai kreditnya mencapai Rp 1.846,6 triliun. Pada bulan sebelumnya, KMK tercatat tumbuh 6,4 persen (yoy).
Perlambatan KMK dipengaruhi penyaluran kredit ke industri perdagangan, hotel dan restoran, serta industri pertambangan dan penggalian. (dee/c5/noe)