BEM UI sebut Jokowi the king of lip service. (@Bemuiofficial/twitter)
JAKARTA - Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Sriwijaya (BEM Unsri) menanggapi pernyataan Presiden Jokowi yang membolehkan kritik ke pemerintah asal dengan sopan santun.
Presiden BEM Keluarga Mahasiswa (KM) Unsri, Dwiki Sandy, mengatakan, satu sisi dibolehkan kritik, akan tetapi di lain sisi ada buzzer yang siap menyerang siapa saja yang mengkritik Pemerintah.
https://radarbanyumas.co.id/lanjut-kini-giliran-bem-yarsi-ungkit-janji-janji-jokowi-katanya-begini-faktanya-begitu/
https://radarbanyumas.co.id/dituduh-cikeas-di-belakang-bem-ui-anissa-pohan-murka-seolah-gak-ada-bahan/
“Ya, kita dibebaskan memberikan kritik, tapi harus kuat mental menghadapi buzzer Istana. Itu sama saja bohong, alias ‘new lip service’,” kata Dwiki kepada wartawan, dikutip Kamis (30/6).
Dia mencontohkan serangan digital yang masif ke Ketua BEM UI, Leon Alvinda Putra setelah menyebut Jokowi The King of Lip Service.
“Serangan buzzeR semakin masif, mulai dari peretasan sampai pada menggali postingan Ketua BEM UI 8 tahun silam. Amat disayangkan sebenarnya, sebab Presiden Jokowi sudah ber-statement bahwa kritik adalah hal yang diperbolehkan,” kata Dwiki.
Dia mengatakan, BEM Unsir berdiri bersama BEM UI dan siapa saja yang memperjuangkan kepentingan masyarakat umum. BEM Unsir juga ingatkan Jokowi agar bisa menertibkan buzzer Istana.
“Terakhir, kami mengingatkan kepada Presiden Jokowi untuk mengkondisikan buzzer Istana, karena itu merusak tatanan demokrasi di negara kita,” tutur Dwiki. (dal/fin)