JAKARTA – Cedera lutut yang didapatkan Carolina Marin di final Indonesia Masters pekan lalu (27/1) berbuntut panjang. Otot ACL kanannya robek. Dia harus menjalani operasi dan harus out dari lapangan selama setidaknya enam bulan. Alhasil, pemilik emas Olimpiade Rio 2016 sekaligus juara dunia tiga kali itu dipastikan absen dari All England.
Namun, itu tidak membuat persaingan di sektor tunggal putri jadi enteng. Malah bisa dibilang semakin berat. Sebab, kekuatan para pemain di kisaran 15 besar cukup setara. Ada nama-nama baru yang muncul ke permukaan. Seperti Chen Yufei dan He Bingjiao (Tiongkok). Juga Sung Ji Hyun (Korea). Ada juga pemain yang pernah besar di masa lalu, dan kini kembali mencuat lagi seperti Saina Nehwal.
''Jelas, meski tanpa Carolina, All England tidak akan mudah,'' kata Pusarla V. Sindhu, bintang tunggal putri India, seperti dikutip Times of India. ''Seperti yang pernah saya bilang, kekuatan para pemain di 15 besar itu merata. Hanya karena ada satu yang tidak bermain, bukan berarti satu PR selesai. Masih ada 14 pemain yang harus dilawan,'' lanjut dia.
Menurut juara BWF World Tour Finals 2018 itu, sebelum All England, para pemain India bakal pemanasan di kejuaraan nasional. Dia dan Nehwal harus all out menyiapkan diri. Tapi juga harus berhati-hati agar tidak cedera. ''Kualifikasi Olimpiade segera dimulai, dan kami ingin tetap sehat,'' lanjut pemain berusia 23 tahun tersebut.
Saat ini, dominasi di tunggal putri memang belum terlihat. Dari tiga turnamen, sudah muncul tiga juara berbeda. Thailand Masters (super 300) dimenangkan Fitriani. Lalu, di Malaysia Masters, bintang Thailand Ratchanok Intanon jadi yang terbaik. Lalu, pada Indonesia Masters lalu, Nehwal menuai keuntungan dari cederanya Marin.
Tai Tzu Ying, yang tahun lalu memborong enam gelar BWF Tour (termasuk All England), tampaknya masih memanasi mesin. Pemain asal Taiwan itu baru terjun di Indonesia Masters, dan hanya mencapai perempat final. Kalah dari Intanon dua game langsung. ''Artinya, persaingan memang sangat ketat. Ranking jadi tidak berarti sekarang, karena semua pemain sangatlah kuat,'' ulang Sindhu.
Sementara itu, Gregoria Mariska Tunjung lebih berfokus memperkuat fisik. Pada akhir tahun lalu, tunggal putri terbaik Indonesia itu memang mengalami cedera pinggang. Tampaknya, cedera yang diperoleh saat mengikuti Denmark Open pada Oktober itu belum pulih benar. (feb/na)