Ultimatum Buat Ganda Putri

Senin 10-09-2018,16:25 WIB

Ancam Coret Jika Gagal Juara JAKARTA – Sektor ganda putri berangkat ke tiga kejuaraan level tinggi, Jepang Terbuka, Tiongkok Terbuka, dan Korea Selatan Terbuka dengan beban berat. Pelatih Eng Hian berencana merombak skuad ganda putri sepulang dari tur ke tiga negara itu. Jika tidak berhasil meraih gelar BWF Tour sampai akhir tahun, mereka bisa dicoret. Saat ini, baru Greysia Polii/Apriyani Rahayu yang bisa diandalkan Indonesia untuk bersaing mengejar tiket Olimpiade Tokyo 2020. Para pelapisnya belum bisa berbuat banyak. Di bawah mereka, ada Della Destiara Haris/Rizki Amelia Pradipta (peringkat 11 BWF) dan Anggia Shitta/Ni Ketut Mahadewi (peringkat 16). Sepanjang 2018, tak satu pun gelar mereka dapatkan. Termasuk yang levelnya hanya Super300 sekalipun. Kedua pasangan itulah yang akan diutak-atik. Eng mencoba memasangkan Della dengan Anggia, sedangkan Rizki dengan Ketut. Ini terbilang mengejutkan. Karena secara peringkat Della/Rizki dan Anggia/Ketut stabil di 20 besar BWF. ''Ini bukan masalah ranking, tapi soal prestasi. Kalau masuk delapan atau tujuh besar tapi nggak pernah dapet gelar, ya mendingan saya bongkar,'' jelas Eng Hian. Bagi Anggia/Ketut, ini adalah kedua kali mereka dipisahkan. Sebelumnya sudah pernah, pada awal tahun lalu. Anggia sempat tampil bersama Meyrisa Cindy. Sedangkan Ketut bersama Nitya Krishinda Maheswari. Tetapi, nasib mempertemukan mereka kembali. Salah satu alasannya, Nitya kembali mengalami cedera lutut. Saat itu, penampilan mereka membaik. ''Saya melihat memang ada perubahan secara mindset dari Anggia. Tetapi itu belum cukup, saya mau mereka bisa ambil satu gelar,'' terang Eng Hian. Menurut mantan pemain ganda putra Indonesia itu, perubahan skuad akan berlaku mulai Denmark Open Super750 BWF Tour, pada 16-21 Oktober mendatang. Apakah perombakan ini akan berdampak besar? Seharusnya begitu. Della/Anggia sudah pernah berpasangan ketika bermain di Jaya Raya Jakarta. Keduanya menjadi tulang punggung klub saat tampil di Superliga Badminton. Sedangkan, bagi Ketut/Rizki, ini akan menjadi yang pertama. Namun, keduanya punya tipe permainan yang mirip. Ketut selama ini dikenal sebagai playmaker saat tampil bersama Nitya maupun Anggia. Demikian pula dengan Rizki. Jika tidak ada perbaikan juga, Eng sudah mengultimatum. Pelatih yang akrab disapa Didi itu akan mencoret kedua pasangan dari perebutan tiket ke Olimpiade Tokyo 2020. Sebagai pendamping Greysia/Apriyani, dirinya akan mengambil pemain dari pelatnas pratama. ''Kita lihat sampai akhir tahun ini,'' tegas Eng. Selama ini, ganda putri pelapis di sektor pratama juga terus diberikan kesempatan tampil di BWF Tour bersama para seniornya. Agatha Imanuela/Siti Fadia Silva ataupun Yulfira Barkah/Jauza Fadhila Sugiarto bisa menjadi opsi jika memang Della/Anggia dan Ketut/Rizki benar-benar gagal. ''Nanti lihat dulu lah hasilnya. Saya ingin pelapis ini bisa kasih bukti dulu,'' urai Eng Hian. Para pemain memilih menyikapi perombakan skuad ini secara positif. Ketut, misalnya. Dia tertantang untuk memberikan bukti yang diminta Eng. Pebulu tangkis Suryanaga Surabaya itu berjanji menampilkan kemampuan terbaiknya. ''Selama ini saya juga all out. Tapi memang belum ada kesempatan untuk juara. Selanjutnya saya akan lebih maksimal,'' tuturnya. (nap/na)

Tags :
Kategori :

Terkait