PALEMBANG - Tim voli pantai putri Indonesia 1 yang diwakili Dhita Juliana/Putu Dini Jasita Utami sukses pecah medali. Mereka sukses meraih perunggu usai mengalahkan Tatyana Mashkova/Irina Tsimbalova asal Kazakhstan 2-0 (21-11. 21-10) kemarin.
Sejak cabor voli pantai dipertandingkan pada Asian Games 1998 di Bangkok, Thailand, Indonesia belum pernah meraih medali dari sektor putri. ”Senang dan bangga bisa pecah medali,” kata Dini usai pertandingan.
Meski hanya perunggu, namun itu sangat berarti bagi Dini. Mengingat, ini merupakan debut pertamanya di Asian Games. Selama pertandingan, pevoli 24 tahun itu mengaku tidak terlalu memikirkan hal itu. Yang penting fokus pada setiap game untuk meraih poin demi poin.
Rekannya, Dhita menilai, timnya sangat diuntungkan dengan cuaca pada laga kemarin. Memasuki poin 11-8 pada game pertama untuk keunggulan Indonesia, stadion diguyur hujan cukup lebat.
”Kami yang sudah lebih dulu berlatih di venue sudah mampu membaca arah angin. Itu yang tidak dimiliki lawan,” ungkapnya. Ditambah, dua Kazakhstan terlihat bermain hati-hati. Taktik dan strategi pun berjalan mulus. Terbukti dengan selisih skor yang cukup jauh.
Dibagian putra, tim Indonesia 1 Ade Candra Rachmawan/Mohammad Ashfiya menjadi satu-satunya harapan Indonesia untuk meraih emas dari cabor voli pantai. Di final, Ade/Ashfiya sudah ditunggu lawan tangguh asal Qatar Cherif Samba Younousse/Ahmed Tijan Janko.
Perebutan medali emas voli pantai akan digelar hari ini pukul 16.00 di Stadion Voli Pantai Jakabaring. Laga antara Ade/Ashfiya dan Cherif/Janko, seperti mengulang laga final Governor Cup Asia Pasific Beach Volleyball Tournament 2017, Oktober lalu. Saat itu, duo timur tengah tersebut mampu mengandaskan Ade/Ashfiya 21-17, 21-16.
Di atas kertas, Cherif/Janko lebih diunggulkan. Secara peringkat, mereka menempati ranking 10 dunia. Sedangkan, pasangan Indonesia 1 saat ini bertengger di peringkat 49.
Ade mengatakan, calon lawannya tersebut merupakan tim yang komplit. Cherif/Janko memiliki blok dan pertahanan yang bagus. ”Mereka tim yang sangat berpengalaman dengan mengikuti pertandingan tur dunia,” terangnya.
Tercatat, sejak Januari 2018, Cherif/Janko turun di 14 turnamen dunia. Terakhir, mereka finis sebagai peringkat ke lima FIVB Beach Volleyball World Tour Moskow, 8 - 12 Agustus lalu. Ade berharap dukungan penuh suporter Indonesia yang hadir.
”Supaya meningkatkan aura positif kami untuk bisa menang,” ungkapnya.
Sementara itu, pelatih tim voli pantai putra Koko Prasetyo tetap optimis anak didik mampu meraih emas dari final yang digelar besok. Berdasarkan analisanya, pemain Qatar cenderung melakukan serangan selalu dari tengah. ”Dan bola passing mereka tinggi,” ucapnya.
Mengantisipasi hal tersebut, Koko berharap, Ade/Ashfiya mampu bermain dengan tempo cepat dan variatif. Dengan memanfaatkan keleluasaan lapangan dari sisi kiri maupun kanan lawan.
Servis keras dan tajam juga menjadi senjata andalan mereka untuk melakukan serangan. ”Dengan servis yang tepat dan tajam, lawan akan sulit menerima bola. Dengan begitu lawan akan kesulitan menjalankan pola serangan,” tandas Koko. (han)