Target Emas dari LM8+
PALEMBANG - Tim rowing belum mampu menyumbang emas bagi Indonesia di final hari pertama yang digelar di venue rowing dan canoeing Regatta Course Jakabaring Sport City kemarin. Hanya satu perak dari skuad nomor lightweight men fours (LW4-) dan satu perunggu dari tim women pair (W2-) yang dipersembahkan. Masih ada nomor lightweight men eight (LM8+) yang menjadi harapan Merah Putih untuk mendulang emas hari ini.
Duel seru terjadi antara Indonesia dan Tiongkok di nomor LW4-. Penonton yang berada di tribun terus bersorak menyemangat skuad tanah air yang digawangi Ardi Isadi, Irham, Ali Buton, dan Ferdiansyah itu. ”Ayoo Indonesia…. Ayoo salip!” seru penonton riuh.
Sejak start, perahu dua negara tersebut langsung tancap gas meninggalkan lawan-lawannya. Keduanya beradu sengit. Namun sayang, selepas 1000 meter, Tim Tiongkok masih mampu menambah kecepatan kayuhan dayung mereka.
Indonesia juga tidak mau kalah. Raut wajah Ardi sebagai pedayung pertama tampak meringis sembari menambah kekuatan tangannya mengayuh. Meski begitu, usaha tersebut belum mampu mengantarkan mereka finis di urutan pertama.
Indonesia membukukan waktu 6 menit 31,08 detik. Lebih lambat 3,01 detik dari Tiongkok dengan raihan 6 menit 28,07 detik. ”Kami sudah berusaha maksimal sekali. Cuman belum rezeki,” ucap Irham usai pertandingan.
Kecewa pasti, namun, Irham tetap mensyukuri. Pedayung yang membela Jatim di Pekan Olahraga Nasional 2016 itu mempersembahkan medali peraknya untuk anaknya yang baru lahir pada 7 Agustus lalu. ”Dan juga untuk istri yang telah melahirkan anak saya di Wakatobi. Terima kasih, ini untuk kamu dan anak kita,” ungkapnya dengan mata berkaca-kaca.
Meski begitu, perjuangan Irham dkk belum berakhir. Empat pedayung itu ditambah Denri Maulidzar, Tanzil Hadid, Jefri Ardianto, Muhad Yakin, dan Ujang Hasbulloh sebagai juru mudi akan turun di nomor LM8+. Tak main-main, Pengurus Besar Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia menargetkan emas dari nomor tersebut.
Menilik catatan prestasi skuad LM8+ selama pelatnas, target tersebut terbilang realistis. Mereka sukses menjadi jawara saat berkompetisi di Sydney International Rowing Regatta, Australia pada 25 - 31 Maret lalu. Selanjutnya, training camp digelar di Belanda sejak 20 Mei.
Di sana, tim LM8+ mengikuti kejuaraan rowing Holland Beker pada 30 Juni-1 Juli. Hasilnya, Indonesia kembali meraih podium pertama. Mengungguli Trinidad Tobago dengan catatan waktu 6 menit 14,75 detik dan Hongkong dengan waktu 6 menit 27,18 detik.
Pada penyisihan babak 1, Indonesia sukses mencatatkan waktu 6 menit 13,83 detik. Sekaligus membawa mereka melaju ke babak final. Namun, raihan tersebut lebih lambat 0,50 detik di belakang Uzbekistan yang menorehkan waktu 6 menit 13,30 detik.
Selain itu, ancaman juga datang dari India dan Hongkong. Dua negara itu mampu finis dengan waktu masing-masing 6 menit 15,62 detik dan 6 menit 18,39 detik di babak repechages. "Semua lawan harus diwaspadai. Uzbekistan punya kecepatan saat start. Tapi kami yakin mampu dapat emas," jelas pelatih rowing putra Muhammad Hadris.
Sementara itu, pasangan Julianti/Yayah Rokayah menyudahi lomba dengan catatan waktu menit 8 menit 03.95 detik. Sekaligus membawa mereka naik ke podium ketiga. "Sejak awal, mengalahkan Tiongkok dan Korsel memang sulit. Justru, Jepang yang diluar prediksi mampu bersaing," ucap Juliati. (han)