ROMA – Gonzalo Higuain, penyerang Juventus, hanya bisa menatap dengan pasrah dari pinggir lapangan setelah wasit Luca Banti meniup panjang peluitnya dinihari kemarin (15/5).
Satu poin. Hanya itu sejatinya yang dibutuhkan Juventus ketika melawat ke Olimpico, kandang AS Roma, untuk mengunci scudetto, dan membuat sejarah sebagai juara bertahan enam musim beruntun.
Namun, alih-alih melakukannya, Juve harus menyerah 1-3 dari tuan rumah. Hasil ini membuat Juve belum meraih kemenangan dalam tiga giornata terakhir.
Pada dua laga sebelumnya, Si Putih-Hitam atau Bianconeri, julukan Juve, harus bermain seri masing-masing 2-2 kontra Atalanta (29/4), dan 1-1 ketika menjamu rival sekota Torino (7/5).
Imbasnya, jarak Juve dengan Roma pun kini menyempit menjadi empat angka (85-81), dengan Serie A masih menyisakan dua pekan lagi.
”Hasil ini (dinihari kemarin) bukannya tidak diduga olehku,” ujar pelatih Juve, Massimiliano Allegri kepada Mediaset Premium. ”Namun, aku tidak berharap pulang seperti ini (kalah),” lanjut pria kelahiran Livorno 49 tahun lalu tersebut.
Rotasi kembali dilakukan oleh Allegri. Sebab, besok dinihari WIB (18/5), skuadnya bakal bentrok dengan Lazio, pada final Coppa Italia, juga di Olimpico.
Menurunkan pemain cadangan seperti Medhi Benatia, Stefano Sturaro, dan Mario Lemina, Allegri merubah formasinya menjadi lebih agresif, 4-3-3. Skema ini langsung membuat Juve unggul via Lemina di menit 21, memanfaatkan key pass Higuain.
Senyum gembira penggawa La Vecchia Signora, sebutan lain Juve, harus berubah menjadi cemberut ketika wakil kapten Roma, Daniele De Rossi, yang memanfaatkan bola muntah Buffon hasil tandukan Kostas Manolas, mencetak gol empat menit berselang.
Juve berbalik merana saat paro kedua berjalan 11 menit. Sepakan datar Stephan El Shaarawy, yang mengenai kaki Stephan Lichtsteiner, membuat Buffon hanya terpana.
Allegri langsung bereaksi pasca gol Shaarawy. Dirinya memasukkan Alves menggantikan Lichtsteiner di menit 64 untuk memperkuat pertahanan, dan menambah serangan Juve dari sisi kanan.
Namun, strategi itu malah membuat gawang Juve kembali bobol semenit berselang via Radja Nainggolan (65), yang memanfaatkan assist Mohamed Salah.
Masuknya Paulo Dybala (69), dan Claudio Marchisio pada 21 menit terakhir, meski meningkatkan serangan Juve, tetap tidak mengubah kedudukan untuk kemenangan tim ibukota.
Selain reaksi lambat Allegri pasca gol kedua dari Shaarawy, salah satu kunci kesuksesan Roma adalah mematikan Mario Mandzukic, yang memberikan kontribusi signifikan dari bola-bola atas.
Dari 14 kali kemenangan Roma di duel udara menurut statistik WhoScored, empat diantaranya dicetak oleh Antonio Ruediger, yang sukses mengawal Mandzukic.
Malah, pada lima menit terakhir, Mandzukic sempat tertatih seraya memegangi punggungnya. Keluar lapangan jelas sangat berisiko karena Juve telah menghabiskan jatah pergantian tiga pemain.
”Kami harus membayar mahal atas perubahan ini,” keluh bek Juve, Leonardo Bonucci, kepada Rai Sport.
Lebih lanjut, Allegri mengatakan bahwa hasil ini bakal menjadi pelajaran, sekaligus motivasi ekstra pasukannya. Tidak hanya menatap final Coppa Italia. Namun juga dua pekan tersisa Serie A.
Sebab, meski melawan dua tim papan bawah seperti Crotone (21/5) dan Bologna (29/5), namun performa kedua tim tersebut tengah menanjak. ”Aku harap ini menjadi alarm agar kami segera sadar,” tegas Allegri. ”Kami harus tetap terorganisir, dan tidak membiarkan peluang sekecil apapun masuk,” lanjut eks pelatih Cagliari dan AC Milan tersebut.
Terpisah, allenatore Il Lupi, sebutan lain Roma, Luciano Spalletti, mengatakan dirinya begitu puas dengan tiga poin yang berhasil diamankan.
Apalagi, dirinya harus meraih angka penuh itu untuk Edin Dzeko (cedera betis), dan Kevin Strootman yang terkena skorsing. ”Aku senang karena pemain masih bisa berpikir jernih meski tengah berada dalam tekanan,” lanjut pelatih 58 tahun tersebut kepada Mediaset Premium. (apu)