Belanda
0 v 1 Prancis
AMSTERDAM – Dingin, tanpa ekspresi, apalagi dab dance. Mulut Paul Pogba tampak terkunci rapat begitu tendangannya dari jarak 32 meter menjebol gawang Belanda yang dikawal Maarten Stekelenburg pada menit ke-30. Gol yang membungkam mulut orang-orang yang mengkritiknya.
Gol yang menandakan Pemain Termahal Dunia itu mampu memberi kontribusi di balik kemenangan Prancis atas Belanda pada matchday ketiga kualifikasi Piala Dunia di Amsterdam Arena, Amsterdam, Selasa dini hari kemarin WIB (11/10). ''Ingat, ini adalah tim Prancis, bukan tim Pogba,'' sebut Pogba dalam wawancara kepada Canal+.
Ya, pemain Manchester United itu dikritik habis-habisan setelah dianggap kurang berkembang dalam dua laga Les Bleus – julukan Prancis. Pertama, dalam laga melawan Belarusia (7/9), dan kedua saat Prancis mengalahkan Bulgaria 4-1 di Stade de France, 8 Oktober kemarin WIB.
Dalam dua laga itu Didier Deschamps sebagai entraineur Prancis meminta Pogba untuk bermain lebih bertahan. Berbeda dengan di laga kemarin. Tetap dalam formasi 4-2-3-1, Pogba berada di poros ganda bersama Blaise Matuidi. Bedanya, pada laga ini Didi – sapaan akrab Deschamps – memberinya keleluasaan untuk menyerang.
Il Polpo – julukan Pogba – pun membayarnya tuntas. Dalam menyerang, dia dapat mencatat efektifitas tembakan terbaik dengan 66,6 persen akurasinya. Lalu, saat passing-nya dia melakukan 92 persen passing sukses dari 75 kali passing. Itu belum termasuk 15 dari 16 passing jauhnya yang akurat dalam laga ini.
Dalam bertahan, Pogba melakukan enam kali clearance. Itu yang terbanyak untuk pemain di posisi non bek Prancis. ''Dia (Deschamps) meminta saya lebih ke depan. Oleh karena itu, saya harus bermain sedikit berbeda. Selain membantu offense, saya bermain ke belakang untuk membantu defense. Mungkin, saya main seperti Andrea Pirlo,'' sebut mantan pemain Juventus itu.
Bukan hanya di Prancis. Sebulan terakhir pun performa Pogba bersama klubnya di Premier League dihujani kritik. Sama kasusnya. Pogba belum meledak di posisinya pada saat ini di United. Seringnya dihujani kritik itu yang menguatkan Pogba ketika dihujani kritikan.
''Saya hanya fokus di lapangan. Sejauh ini saya selalu memberikan segalanya dari diri saya. Lalu, saya coba memberi keuntungan besar dan memberi yang terbaik dari diri saya. Kritikan? Ah itu sepertinya sudah jadi hal biasa di dalam sepak bola,'' tutur pemain berusia 23 tahun itu.
Dilansir AFP, Didi mengaku tidak banyak berbicara dengan Pogba sebelum masuk ke lapangan. ''Saya hanya mengucapkan beberapa kata kepadanya sebelum masuk dalam dressing room. Saya katakan: Saya yakin kepadamu,'' ungkap Pelatih Terbaik Ligue 1 di musim 2003-2004 itu.
Dengan tegas, pelatih yang membawa Juventus promosi ke Serie A musim 2006-2007 itu meminta para pengkritik Pogba untuk berhenti “bernyanyi”. ''Dari laga ini dia sudah membuktikan yang dia mampu. Pogba dalam hal apapun sudah lebih baik. Kami tidak pernah meragukannya. Jangan lupa juga, dia masih muda, dan jalannya pun masih panjang,'' tegas Didi.
Bukan cuma membungkam kritikan, Pogba pun memberikan kekalahan pertama Oranje – julukan Belanda – di depan publiknya sendiri saat kualifikasi Piala Dunia. Kali terakhir, Belanda tumbang di kandang sendiri dalam kualifikasi Piala Dunia 2002 kontra Portugal, 12 Oktober 2000 silam. Saat itu, Belanda tumbang 0-2. (ren)