Harga Cabai Rawit Tembus Rp 80 Ribu di Kebumen

Kamis 09-06-2022,13:31 WIB

LAYANI PEMBELI : Pedagang Pasar Tumenggungan saat melayani pembeli. (ISTIMEWA) KEBUMEN - Menjelang Hari Raya Idul Adha, sejumlah bahan kebutuhan pokok di Kebumen mengalami peningkatan. Terutama komoditas cabai rawit merah yang kini harganya tembus hingga Rp 80 ribu per kilogramnya. Kenaikan harga terpantau di Pasar Tumenggungan Kebumen. Dimana beberapa komoditas lain seperti bawang merah dan sayuran juga mengalami kenaikan. Salah seorang pedagang, Wijiati mengatakan, kenaikan harga kebutuhan pokok akhir-akhir ini memang mengalami kenaikan. Bahkan pada saat lebaran tidak terjadi kenaikan harga seperti ini. Terutama cabai rawit merah yang naik hampir setiap hari, yakni Rp 5 ribu hingga Rp 10 ribu per kilogramnya. Saat ini harga cabai rawit mencapai Rp 80 ribu per kilogramnya. “Harga cabai naik semua. Hampir tiap hari naiknya Rp 5 ribu- Rp 10 ribu perharinya. Kini harga tembus hingga Rp 80 ribu eceran,” tuturnya. Begitu juga dengan cabai kriting super dan juga cabai merah besar yang kini harga ecerannya naik mencapai Rp 65 ribu perkilogramnya. Selain itu, bawang merah eceran naik Rp 10 ribu menjadi Rp 50 ribu per kilogramnya. https://radarbanyumas.co.id/cabai-rawit-tembus-rp-80-ribu-sekilo/ Sama halnya dengan sayuran seperti tomat dan kubis yang saat ini harganya Rp 12 ribu per kilogramnya. Namun, bawang putih masih stabil di harga Rp 35 ribu per kilogramnya. LAYANI PEMBELI : Pedagang Pasar Tumenggungan saat melayani pembeli. (ISTIMEWA) “Cabai kriting yang super dan cabai merah besar, harga ecerannya naik jadi Rp 65 ribu perkilogramnya dan bawang putih naik Rp 10 ribu menjadi Rp 50 ribu per kilogramnya,” jelasnya. Sementara itu, Imam salah seorang pembeli di Pasar Tumenggungan mengaku keberatan dengan kenaikan harga tersebut. Apalagi dirinya merupakan pedagang makanan, yang setiap hari pasti memerlukan bumbu dapur untuk mengolah bahan makanan yang akan diperdagangkan. “Keberatan banget pak, biasanya paling Rp 30 ribuan. Sekarang cabai kriting Rp 65 ribu, saya keseharian jualan makanan,” ucapnya Di sisi lain, harga daging terpantau masih stabil di angka Rp 130 ribu per kilogramnya. Namun demikian, seiring merebaknya penyakit mulut dan kuku (PMK), pedagang hanya lebih memilih menjual daging dari sapi lokal. Salah seorang pedagang Wati menyampaikan, harga daging sapi masih stabil hingga saat ini. Harga tampaknya tidak terpengaruh dengan ada atau tidaknya kasus PMK. Namun demikian diakuinya permimntaan memang menurun lantaran sedikitnya permintaan. “Adanya kasus PMK tidak berpengaruh, harga malah tembus Rp 130 ribu per kilogramnya. Tapi jelas ada penurunan ya sekitar 30 persenan,” tuturnya. (mam)

Tags :
Kategori :

Terkait