Saefur Rohman/ Kebumen Ekspres
MENGGEMBALA: Seorang warga tengah menggembala puluhan kambingnya di hutan kota.
KEBUMEN - Usai digunakan sebagai sircuit Kejurnas Motocross pada bulan Agustus 2019 lalu. Hutan Kota Kebumen saat ini sudah dibangun taman dan sejumlah jalan setepak berwarna-warni. Namun Hutan Kota yang belum secara resmi difungsikan itu disayangkan justru digunakan untuk gembala kambing.
Sofian (29) warga Kelurahan Selang Kecamatan Kebumen, menuturkan ia memandang Hutan Kota Kebumen yang berlokasi di sebelh utara Stadion Chandradimuka Kebumen itu saat ini menjadi pusat gembala kambing. Setiap harinya puluhan kambing dibiarkan liar mencari makan dilokasi tersebut.
"Katanya sih untuk hutan kota, tapi kok dibuat mirip taman, saat ini sih setau saya belum dsiresmikan belum juga difungsikan, tapi sayangnya malah banyak kambing dilepas liar disini," katanya.
Seperti diketahui Hutan Kota Kebumen yang terletak di Jalan HM Sarbini Kebumen langsung dibangun sejak usai menjadi sircuit Motocross tahun 2019. Bahkan dalam pembangunan tersebut Pemkab Kebumen melalui Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup (Disperkim LH) mengalokasikan Rp 1,1 miliar untuk melanjutkan pembangunan.
Sebelunya, catakan wartawan koran ini, Pembangunan hutan kota itu diharapkan, menjadi impian memperoleh Adipura dapat terealisasi. Hal itu dikatakn oleh Bupati Kebumen Kh Yazid Mahfudz saat mengunjungi iven kejurnas Motocros pada Agustus 2019 silam.
"Dibangun hutan kota ini secara bertahap diharapkan dapat segera terealisasi. Selain sebagai penghasil oksigen dan ruang terbuka hijau, juga mendukung Kebumen menuju Adipura," kata Yazid.
Diresmikannya Hutan Kota Kebumen, dari pantauan wartawan koran ini, beberapa pohon sudah mulai terlihat ditanam. Namun beberapa diantaraanya keberlangsungan hutan kota usai dibangun belum dirawat secara maksimal.
"Dibangunnya sudah agak lama, sejak selesai ada cross dulu, namun selesai dibagun pintu dipagar dan ditutup, selama ini saya lihat belum ada perawatan, bahkan katanya yang bangunan Rp 1,1 milyar baru terlihat dibangun jalan setapak dan lapangan bundar kecil saja yang dicet warna-warni," ungkap Suranto Rohman (35) warga setempat yang tidak mau menyebutkan profesinya. (fur)