PEMANTAUAN : Pemasangan LSDR di Desa Tempuran, Kecamatan Wanayasa. (DARNO/RADARMAS)
BANJARNEGARA - Alat monitoring pergerakan tanah Landslide Data Recorder (LSDR) buatan Havid Adhitama beserta tim teknik ORARI Lokal Banjarnegara dipasang untuk mengirimkan data kondisi tanah di Desa Tempuran Kecamatan Wanayasa. Data kemudian dihimpun dan dianalisa untuk mengetahui kondisi normal dan abnormal.
Ketua ORARI Lokal Banjarnegara Harsono Widjayanto mengatakan sampai saat ini potensi longsor yang mungkin terjadi belum bisa diprediksi.
"Sangat perlu adanya alat yang bisa memonitor daerah rawan longsor di Banjarnegara," kata Harsono.
Sementara pencipta alat Landslide Data Recorder (LSDR) Havid Adhitama mengatakan, alat ini masih dalam tahap uji coba awal. Tujuan pemasangan saat ini belum fokus untuk mitigasi, namun bertujuan untuk menghimpun data parameter terlebih dahulu.
Dijelaskan data-data tersebut nantinya akan dianalisa yang kemudian ketika data tersebut sudah diketahui titik normal dan abnormalnya maka dikembangkan lebih lanjut sebagai earlywarningsystem bencana tanah longsor.
Dari penuturannya, alat ini sudah mendapatkan izin eksperimen dari Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dengan callsign khusus YH2AEE.
Alat tersebut dikembangkan oleh Havid Adhitama dan Arifin Santoso yang terinspirasi dari satelit LORA.
"Kami mengadopsi cara kerjanya untuk diterapkan pada medan terestrial. Satelit terestrial ini dapat mengirimkan data pemantauan dari lokasi terpencil tanpa memiliki ketergantungan pada jaringan internet, " jelas Havid yang juga mahasiswa Universitas Negeri Semarang ini.
SementaraArifin Santoso menjelaskan keunggulan LSDR yaitu konsumsi daya yang rendah dan memiliki kapasitas yang baik untuk komunikasi data melalui radio.
"Ini sebuah teknologi baru yang belum begitu lumrah dipakai di Indonesia. Banjarnegara akan menjadi yang terdepan ketika menerapkan teknologi ini," tambahnya.
Dari paparannya, alat pemantau ini dapat memberikan data berupa kemiringan tanah, pergerakan tanah, kejenuhan tanah, intensitas hujan, suhu dan kelembapan udara.
"Ketika data ini diolah dengan tepat maka bukan tidak mungkin potensi longsor bisa diprediksi secara akurat, sehingga masyarakat yang berpotensi terdampak bisa menyelamatkan diri," katanya.
https://radarbanyumas.co.id/talud-longsor-akibatkan-rumah-warga-pejawaran-ambruk/
Data pemantauan LSDR juga bisa dipantau melalui web. Data tersebut memungkinkan untuk diinterpretasikan oleh instansi yang berwenang untuk menentukan langkah yang tepat dalam mitigasi bencana tanah longsor di Banjarnegara.
Dalam pengembangannya, data dan notifikasi dari alat tersebut bisa diakses oleh masyarakat secara langsung melalui aplikasi ponsel ataupun aplikasi chatting Telegram yang di integrasikan menjadi Bot otomatis.
Uji coba ini juga dihadiri oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Banjarnegara yang mengapresiasi dan mendukung penuh uji coba ini. Terlebih inovasi ini menyangkut keselamatan masyarakat Banjarnegara dari bencana tanah longsor. (drn)