Darno/RADARMAS
TERANCAM : Ketua AGSI Heni Purwono menunjukkan arca Ganesha yang ditemukan beberapa waku lalu.
BANJARNEGARA - Keberadaan cagar budaya Dieng dinilai semakin terdesak keberadaan home stay dan hotel. Kondisi ini dikhwatirkan akan menggerus pesona Dieng. Penemuan arca Ganesha belum lama ini diharapkan meningkatkan kesadaran pentingnya nilai sejarah dan membuka gerbang eksavasi lebih luas.
Ketua Asosiasi Guru Sejarah Indonesia (AGSI) Heni Purwono berharap pemangku kepentingan melakukan eksavasi lebih serius pasca ditemukannya arca Ganesha belum lama ini. "Temua arca Ganesha hendaknya menjadi gerbang ekskavasi yang lebih serius dari pemangku kebijakan agar tergali sejarah kepurbakalaan Dieng yang utuh," kata dia, kemarin.
Menurut dia, sampai saat ini belum ada gambaran yang utuh mengenai sejarah Dieng. Sebab situs dan peninggalan yang ada masih nbanyak yang terserak dan baru sedikit yang berhasil direstorasi. Padahal jika sejarah Dieng tergali secara utuh, merupakan aset yang sangat besar. Baik dari nilai sejarah maupun potensi wisata yang tak lekang oleh zaman.
Dikatakan, Dieng memiliki peninggalan kerajaan Hindu tertua di Jawa. Jika Dieng diekskavasi secara menyeluruh, kemungkinan akan Namun dia kecewa lantaran upaya eksavasi lebih luas masih jauh panggang dari api. Justru semakin hari, situs cagar budaya semakin terdesak keberadaannya oleh home stay bahkan hotel berjejal di Dieng.
Jika ini dibiarkan, dia memprediksi lima sampai sepuluh tahun mendatang Dieng akan kehilangan pesonanya. "Saya kecewa pembangunan rest area berlanjut setelah adanya temuan batuan candi di terminal Dieng. Sekarang di sekitar Gangsiran Aswatama juga mulai merangsek home stay," paparnya.
Menurut dia,masyarakat dan pemerintah hendaknya sadar bahwa aset terbesar Dieng adalah aspek sejarahnya. "Tanpa hal itu, saya yakin kedepan Dieng tidak lagi menarik," ujarnya. Jika Dieng hanya menjual hawa sejuk dan penginapan, dia khawatir ke depan bahkan Dieng hanya menjadi pusat kemaksiatan.
"Panorama alam lama kelamaan akan hilang kalau pembangunan tidak terkendali. Hawa dingin juga lama-lama panas juga oleh pemanasan global," ungkapnya.(acd/drn)