LIPAT : Pekerja sedang melipat pakaian di usaha konveksi Hamode di Dusun Karangtengah Desa Kebutuh Jurang Kecamatan Pagedongan, Senin (14/1). Darno/Radarmas
BANJARNEGARA – Kebutuhan tenaga kerja dalam usaha konveksi di Desa Kebutuh Jurang, Kecamatan Pagedongan sangat luar biasa. Meski nyaris tak ada lagi warga desa tersebut yang menganggur, pabrik tetap saja masih kekurangan tenaga. Tidak mengherankan, lantaran di desa tersebut tak kurang dari 125 unit usaha konveksi.
Kepala Desa Kebutuh Jurang, Sujarwo mengatakan, di desanya terdapat 125 unit usaha konveksi. Untuk tenaga kerjanya, setiap unit usaha hampir setara. "Kalau rata-rata, menyerap tenaga kerja 30 orang tiap konveksi," paparnya kepada Radarmas, Senin (14/1).
Dengan banyaknya usaha konveksi, pengusaha kesulitan mencari tenaga kerja. Meskipun di desanya hampir tidak ada pengangguran. mayoritas terserap di usaha konveksi. "Kendala yang kami hadapi saat ini kekurangan tenaga kerja. Kami berharap ada tenaga kerja terlatih yang masuk ke sini," paparnya.
Pengusaha Konveksi Hamode asal Kebutuh Jurang, Suratno mengatakan, saat ini dia memiliki 25 tenaga kerja. "Kurang dari itu keteteran," kata dia.
Menurutnya, idealnya dengan kapasitas peralatan yang ada saat ini, membutuhkan tenaga kerja 40 orang. Bila sepi seperti saat ini saja, dalam sepekan memproduksi seribu lusin pakaian.
Untuk pekerjaan konveksi, kebanyakan pabrik menggunakan sistem borongan. Misalnya untuk obras Rp 3,500 per lusin. Menjahit tergantung modelnya, antara Rp 5 ribu sampai Rp 10 ribu per lusin. Sedangkan melipat sampai packing Rp 1.500 per lusin. (drn)