Kekeringan Paksa Warga Mengeruk Sungai

Kamis 16-08-2018,13:44 WIB

Warga memanfaatkan air dari sungai Jalatunda. HER/RADARMAS BANJARNEGARA- Kekeringan akibat kemarau panjang semakin parah. Bahkan warga Desa Jalatunda, Kecamatan Mandiraja terpaksa mengeruk bagian sungai sekedar untuk mendapatkan air untuk mandi dan mencuci pakaian. "Mau bagaimana lagi, karena sumur sudah kering. Meski airnya memang sedikit kotor tetap kami manfaatkan," ujar Yanti salah satu warga Desa Jalatunda Rabu (15/8) saat ditemui di Sungai Jalatunda kemarin. Dia terpaksa memanfaatkan air sungai di dekat tempat tinggalnya untuk kebutuhan MCK sehari-hari. Padahal, kondisi sungai tempat ia mengais air tersebut berserakan sampah dan terlihat kumuh. Warga pun sering mengalami gatal-gatal karena mandi menggunakan air sungai yang keruh dan sedikit berbau. Hal senada diungkapkan Sukinah yang juga salah satu penduduk di Desa Jalatunda. Ia mengatakan, kekurangan air bersih di desanya terjadi tiap tahun saat musim kemarau yang hingga saat ini belum ada solusi berkelanjutan yang diperbantukan kepadanya. "Bantuan air bersih ada dari pemerintah," katanya. Menurutnya, bantuan air yang diterimanya belum mencukupi untuk kebutuhan rumah tangganya seperti mandi, mencuci dan kebutuhan minum serta memasak yang harus ia lakukan setiap harinya. Oleh karena itu, ia terpaksa harus menggunakan air sungai. Kepala Desa Jalatunda Satam mengatakan, warganya tidak hanya harus mengeruk sungai sungai kering yang kotor dan airnya keruh, namun hingga harus membelinya jauh-jauh menggunakan mobil pickup dari Desa Mandiraja Kulon yang jaraknya kurang lebih 6 Kilometer. "Warga patungan," katanya. Satam menyebutkan, biasanya, warga harus membayar Rp 90 ribu untuk air bersih satu bak kendaraan untuk air sebanyak 1.500 Liter. Ia mengaku telah berupaya untuk mengatasi penderitaan warganya sebanyak 800 KK setiap musim kemarau karena kekeringan meski belum menuai hasil.(her)

Tags :
Kategori :

Terkait