Ujian Perbaikan Minim Peminat

Kamis 17-05-2018,09:55 WIB

BANJARNEGARA - Ujian Nasional Perbaikan (UNP) dinilai kurang efektif. Utamanya di Banjarnegara, karena sedikit peminatnya. Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Banjarnegara Yusuf Hari Cahyono mengungkapkan, pelaksanaan UNP tidak berjalan efektif. “Hanya sedikit siswa yang mengikuti,” katanya. Minimnya keikutsertaan siswa dalam UNP disebabkan waktu penyelenggaraanya terlalu jauh dari ujian utama. Yusuf menuturkan, kebanyakan dari siswa yang telah lulus, memiliki domisili yang cukup jauh dari tempat ia berasal. Ada yang bekerja, ada yang sekolah. BEBAS : Siswa SMA Negeri 1 Banjarnegara menikmati waktu-waktu santai pasca ujian. (HERU SUGENG PRADARMAS) Penyelenggaraan UNP tahun 2016 lalu, dikatakanya, hanya diikuti oleh 25 persen dari keseluruhan siswa yang memiliki kriteria mengikuti ujian perbaikan, yakni dengan nilai dibawah 55 sesuai dengan standar kelulusan. Padahal, ungkap Yusuf, tidak sedikit siswa yang berkeinginan untuk memperbaiki ujian nasional. Ia juga menuturkan, beberapa mata pelajaran seperti matematika dan bahasa inggris dipandangnya perlu bagi siswa untuk diberikan kesempatan memperbaiki nilainya. “Dua mapel itu yang paling banyak mendapat nilai dibawah standar,” katanya. Tanggapan yang sama juga dilontarkan oleh siswa lulusan SMA Negeri Wanadadi Iman Nurzaman. Malah baginya tidak ada alasan untuk mengikuti nasional perbaikan. Pasalnya, nilai ujian tidak mempengaruhi kelulusan. Pelaksanaan ujian perbaikan yang berjarak cukup lama dari ujian utama juga dianggapnya kurang tepat. “Sekarang saya sudah lulus. Kemungkinan, dalam waktu dekat akan masuk ke perguruan tinggi di Jogja. Selain jauh, perbaikan nilai melalui ujian perbaikan juga percuma,” ujarnya. Menurutnya, setelah ia diterima di perguruan tinggi, nilai ujian sewaktu SMA tidak digunakan lagi. (her)

Tags :
Kategori :

Terkait