BANJARNEGARA - Meskipun telah menghasilkan laba, dewan menilai kinerja PDAM Banjarnegara belum maksimal. Sebab keuntungan yang diperoleh perusahaan daerah yang bergerak di bidang air minum tersebut karena kenaikan tarif.
SIDAK : Komisi II DPRD Banjarnegara melakukan sidak ke intake PDAM Banjarnegara di Dusun Kemplang Desa/Kecamatan Sigaluh. (Darno/Radarmas)
Ketua Komisi II DPRD Banjarnegara, Djarkasi mengatakan, masih banyak yang perlu dibenahi agar keuntungan yang diperoleh PDAM Banjarnegara lebih optimal.
Menurunnya, efisiensi ini disebabkan beberapa hal, di antaranya air yang didistribusikan untuk pelanggan di wilayah kota merupakan air yang harus dinaikkan menggunakan pompa listrik.
Konsekuensinya, setiap bulan PDAM Banjarnegara harus mengeluarkan anggaran untuk membayar listrik. Menurut dia, masalah ini harus diatasi dengan sumber air gravitasi.
Sebelumnya sudah dilakukan survei agar sumber air yang selama ini dari Kemplang dialihkan ke sumber air gravitasi di Kaliori Sigaluh.
Perpindahan ini akan membawa keuntungan ganda. Selain terbas dari beban tagihan listrik, kualitas air juga lebih jernih dibandingkan air Sungai Serayu yang disedot di Kemplang.
Faktor lainnya, kebocoran air masih kerap terjadi di beberapa tempat.
Kepala Bagian Administrasi dan Keuangan PDAM Banjarnegara, Edy Taufik mengatakan, setiap bulannya perusahaan mengeluarkan biaya hingga Rp 80 juta per bulan untuk membayar tagihan listrik.
Biaya ini merupakan konsekuensi dari penggunaan pompa listrik untuk mengangkat air dari Sungai Serayu ke Reservoar di Kemplang.
Kasubag Hubungan Langganan PDAM Banjarnegara, Slamet Hariyanto mengatakan, kebocoran disebabkan tidak imbangnya antara air dari reservoar Kemplang dengan jaringan pipa lama.
Meskipun demikian, kini hanya ada tiga titik jaringan yang bocor. "Dari Sigaluh sampai Parakancanggah. Hanya tiga titik yang masih bocor," ujarnya. (drn/din)