Status Darurat Bencana di Banjarnegara Diperpanjang

Selasa 11-10-2016,09:52 WIB

BANJARNEGARA – Status darurat bencana di kecamatan Punggulen diperpanjang 14 hari. Sebab kondisi tanah Desa Mlaya, Kecamatan Punggelan semakin membahayakan. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara, Catur Subandrio mengatakan mestinya status darurat bencana hanya sampai Rabu (12/10) besok. Namun karena kondisi rekahan tanah yang terus melebar dan disusul intensitas hujan yang tinggi hingga akhir tahun nanti, maka status darurat bencana diperpanjang. “Kedalaman rekahan tanah sekarang sudah sekitar 15 meter. Padahal sebelumnya hanya 10 meter. Sedangkan untuk panjang rekahan sekarang sudah mencapai sekitar 300 meter itu di tanah Perhutani yang berada tepat di atas pemukiman warga Dusun Kaliwadas Desa Mlaya,” terang dia, Senin (10/10). Selain itu, penambahan waktu status darurat bencana ini juga dimaksutkan untuk melakukan langkah-langkah terkait penanganan terjadinya longsor susulan. Apalagi, saat ini tidak hanya Desa Mlaya yang terjadi tanah longsor, namun juga terjadi di Desa Tanjung Tirta, Purwasana, Ketagaran, dan Jembangan yang sampai memutus akses jalan ke Kabupaten Purbalingga. “Jumlah pengungsi masih sama yakni 421 jiwa 103 KK. Kemarin hari Sabtu (8/10) ada satu pengungsi yang melahirkan di Puskemas Punggelan, ibu dan anak semuanya selamat,” kata Catur. Dia mengeaskan, hingga masa darurat bencana yang berakhir Rabu besok, logistik dipastikan aman. Namun dengan bertambahnya masa darurat bencana ini, masih butuh tambahan logistik. Namun dia mengaku hingga saat ini masih kesulitan mencari tempat pembuatan hunian sementara (Huntara) bagi pengungsi. Sebab, di daerah tersebut merupakan daerah yang rawan bencana. “Berdasarkan rekomendasi badan geologi memang harus direlokasi. Tetapi, sampai saat ini kami belum menemukan tempat yang aman untuk dibuat huntara,” ujarnya. Melihat tingginya intensitas hujan yang diperkirakan hingga bulan Desember mendatang, dia menghimbau agar warga yang tinggal di daerah rawan bencana untuk terus waspada. Selain itu, juga dihimbau untuk rajin memeriksa kondisi tanah di sekitar tempat tinggalnya. “Kalau air yang mengalir sudah keruh itu sudah tanda-tanda akan terjadi bencana longsor. Makanya, kami himbau untuk terus waspada,” pungkasnya. (uje)

Tags :
Kategori :

Terkait