Pandemi, Penderita HIV/AIDS di Cilacap Meningkat Signifikan, 418 ODHA Hilang Kontak, Berpotensi Penularan Baru

Kamis 02-12-2021,11:24 WIB

2030 BEBAS: Bupati Cilacap, Tatto Suwarto Pamuji pada Seminar dan Rakor lintas sektor Akhiri AIDS menargetkan Cilacap pada 2030 bebas HIV/AIDS, Rabu (1/12). NASRULLOH/RADARMAS CILACAP - Kasus HIV/AIDS di Kabupaten Cilacap meningkat signifikan selama pandemi Covid-19. Data VCT Cahaya Puspita RSUD Cilacap menyebutkan, jumlah kasus Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di masa pandemi sejalan dengan tren kasus Covid-19. Manajer Voluntary Counselling and Testing (VCT) Cahaya Puspita Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cilacap, Rubino Sriaji mencontohkan, ketika tren kasus Covid-19 sedang tinggi pada bulan Februari-Maret 2021, saat itu temuan HIV di Rumah Sakit juga naik. "Begitu juga pada bulan Juli, saat tren Covid-19 naik, temuan HIV/AIDS di Rumah sakit juga naik. Di bulan Juli (temuan) sampai dengan sembilan, di bulan Maret ditemukan sepuluh kasus baru," terang Rubino setelah Seminar dan Rakor lintas sektor Akhiri AIDS : Cegah HIV, Akses untuk Semua" di RSUD Cilacap, Rabu (1/12). Banyaknya pemeriksaan pada kontak erat, pasien yang terkonfirmasi Covid-19, menurut dia cukup berpengaruh pada penemuan kasus baru HIV/AIDS di Kabupaten Cilacap. "Sejalan dengan banyaknya Covid-19 kan akhirnya ada indikasi juga, beberapa indikasi pasien Covid-19 kan mirip juga dengan ODHA. Ciri-cirinya muncul, sehingga di lapangan kita screening juga dan dilakukan VCT," ujar dia. Secara umum, Rubino yang juga Manajer Kasus Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Cilacap menambahkan, dari estimasi sebanyak 2.247 ODHA, baru terdapat 1.829 ODHA yang ditemukan pada Oktober 2021 lalu. Artinya terdapat sebanyak 418 ODHA yang lost contact atau tidak terpantau. "Sebanyak 400 ODHA lebih yang lost contact menjadi PR (pekerjaan rumah) kita, yang dalam waktu dekat ini harus ditemukan," ungkapnya. Karena ketika estimasi ODHA tidak tercapai, bisa berpotensi munculnya penularan baru. Dari catatannya, hampir 20 persen ODHA yang ditemukan, tidak dapat di follow up atau ditindaklanjuti karena hilang kontak, nomor HP tidak aktif, dan beberapa sudah tidak tinggal di alamat sesuai KTP. "Kalau estimasi ODHA ini tidak tercapai, maka ada kemungkinan akan muncul penularan baru. Tetapi alhmadulillah kita sudah mendekati estimasi ODHA yang harus dilacak," terangnya. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap dr Pramesti Griyana Dewi mengungkapkan, hasil monitoring pihaknya, temuan kasus tidak hanya di sekitar lokasi kunci seperti lokalisasi, tetapi semakin meluas dengan adanya kelompok rentan terselubung seperti homoseksual dan biseksual. https://radarbanyumas.co.id/kasus-aktif-covid-tersisa-3-orang/ “Ternyata di Kabupaten Cilacap juga cukup banyak (homoseksual dan biseksual). Tentu ini sangat berisiko dan kita selalu meningkatkan edukasi karena mereka kadang kurang terbuka, sehingga kita yang harus proaktif,” jelas dia. Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamuji menyatakan, Pemkab Cilacap mendukung eradikasi HIV/AIDS pada 2030. Dengan catatatn target tersebut harus didukung komitmen dan konsistensi bersama untuk mengungkap kasus sebanyak-banyaknya, dan melakukan penanganan secara tepat. “Target tahun 2030 bebas, tidak ada lagi orang yang terkena HIV/AIDS. Ini tanggung jawab kita semua mempersiapkan generasi muda kedepan. Bagaimana menekan agar tidak ada lagi seks bebas dan menyimpang,” ucap Tatto. (nas)

Tags :
Kategori :

Terkait