Siswa Korban Longsor Numpang di Rumah Guru

Senin 04-04-2016,13:26 WIB

   BANJARNEGARA- Ujian nasional untuk tingkat SMA sederajat juga serentak dilakukan di Banjarnegara. Dua pelajar terpaksa absen tidak mengikuti ujian nasional karena sakit. Sementara, ratusan siswa asal Desa Clapar, yang merupakan korban tanah longsor, terpaksa  mencari tempat kos. Kasi Kurikulum Dinas Pendidikan dan Olahraga (Dindikpora) Banjarnegara Bambang Budi Setiono mengatakan berdasarkan laporan yang diterimanya ada dua pelajar yang terpaksa harus mengikuti ujian nasional susulan. Mereka merupakan pelajar SMA Negeri 1 Sigaluh dan pelajar MA Negeri 2 Banjarnegara. Bambang menjelaskan soal tiba di Banjarnegara pada hari Sabtu (2/4) lalu sekitar pukul 04.00 WIB pagi hari. Dan mulai didistribusikan ke tiga sub rayon pada hari Minggu (3/4). Diantaranya, di SMA Negeri 1 Bawang, SMK Negeri Bawang dan SMA Negeri Karangkobar. Sementara itu, saat ditanya perihal putusnya jalur Madukara – Pagentan akibat tanah longsor, Bambang mengatakan hal tersebut tidak mengganggu. Pasalnya, untuk sekolah yang berada di bagian atas bisa mengambil di sub rayon di SMA Negeri Karangkobar. "Tidak masalah, karena memang memakai jalur Karangkobar bukan lewat jalur Maduakara Pagentan," kata dia, Minggu kemarin. Namun demikian, ia mengungkapkan ratusan pelajar kelas XII asal Desa Clapar dan sekitarnya terpaksa harus mengekost atau tinggal di asrama. Bahkan beberapa siswa menumpang tinggal di rumah gurunya.     "Mereka tersebar di berbagai sekolah. Seperti di SMAN Sigaluh, SMK Panca Bhakti, SMK Cokroaminoto dan lainnya," paparnya. Bambang meminta para kepala sekolah agar memberi motivasi khusus kepada para pelajar korban bencana longsor tersebut. hal ini dilakukan agar bencana yang tengah dialaminya tidak mengganggu ujian nasional.  "Jangan sampai para siswa jadi lesu untuk belajar karena mungkin kondisi rumahnya atau saudaranya yang kena dampak tanah longsor di Desa Clapar. Terlebih, bagi siswa yang tidak biasa tinggal di kos-kosan tentu harus adaptasi. Kondisi ini yang harus diperhatikan para guru atau kepala sekolah," pungkasnya. Dari Purwokerto,  Naskah soal untuk Ujian Nasional SMA dijaga ketat oleh enam personil. Hal tersebut terlihat di sub rayon 01 Ujian Nasional SMA Kabupaten Banyumas yang bertempat di SMA 2 Purwokerto. Kepala SMA 2 Purwokerto Drs H Tohar MSi mengatakan, enam petugas tersebut terdiri dari kepala sekolah, guru piket dan kepolisian dengan jumlah personil masing-masing dua. Guru berasal dari sekolah di ruang lingkup sub rayon setempat.  "Tidak hanya guru SMA 2 saja, semua sekolah mengirimkan perwakilan," terangnya. Lebih jauh Tohar menjelaskan, dalam sehari dibagi dua shift yakni mulai pukul 08.00 hingga 20.00 dan shif selanjutnya 20.00 hingga 08.00.  "Kami juga menambahkan CCTV yang selalu on, untuk memonitoring ruangan," ujarnya. (uje/ida/dis)

Tags :
Kategori :

Terkait