PRESENTASI : Plt Kepala DLH Cilacap, didampingi Dinas ESDM Jawa Tengah presentasi pengembangan energi di hadapan Tim Penilai dari Bappenas di komplek RDF Tritih, Senin (11/3). NASRULLOH/RADARMAS
CILACAP-Tim Penilai Penghargaan Pembangunan dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) mengunjungi kabupaten Cilacap, Senin (11/3). Satu objek pendukung yang dikunjungi adalah proyek Refuse Derived Fuel (RDF) yang berlokasi di Desa Tritih Lor Kecamatan Jeruklegi.
Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Cilacap, Dian Setyabudi mengatakan, RDF termasuk kategori pembangunan dan pengembangan energi yang terbarukan. Proyeknya sejauh ini baru ada di Kabupaten Cilacap.
Pengolahan sampah di Kabupaten Cilacap, menurut dia sudah cukup memakan lahan Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Luas lahan TPA seluas 6,3 hektar diprediksi akan penuh pada 2020.
"Kita patut bersyukur, Cilacap dapat bantuan hibah mesin RDF dari pemerintah Dermark melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK)," ujarnya saat menerima tim penilai dari Bappenas.
Dian mengatakan, Pemkab Cilacap tidak bisa sendiri dalam pelaksanaan proyek RDF ini. karena Dermark hanya membantu mesinnya. Sementara fasilitas penunjang, seperti infrastruktur ke lokasi, dan hanggar, itu perlu dukungan dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Kementerian PUPR, dan KLHK.
"Pengadaan tanah disepakati oleh Pemkab Cilacap, seluas sekitar 3 hektar dibebaskan," ujarnya. Dia mengungkapan, pekerjaan proyek RDF sudah selesai. Saat ini, pihaknya sedang menyiapkan proses komisioning atau ujicoba mesin.
Direncanakan akan dilakukan mulai pertengahan Maret ini, hingga tiga bulan ke depan. "Tenaga ahli dari Dermark sudah datang. Selama proses komisioning ada transfer knowledge kepada DLH, yang nanti akan mengelola. Setelah itu baru kita yang mengoperasikan," ujarnya.
Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Tengah, Sudjarwanto Dwiatmoko mengatakan, kedatangan tim penilai Bappenas untuk melihat praktek atau proyek yang bisa menyelesaikan sampah.
Kota Cilacap yang produksi sampahnya mencapai 120 ton setiap harinya. Sampah tersebut sejauh ini ditimbun di TPA, yang setiap tahunnya memerlukan perluasan lahan.
RDF ini adalah sebuah teknologi mengolah sampah, tanpa memperluas lahan.
"Rupanya penghematannya bisa mencapai Rp 5 miliar per tahun," kata dia.
Menurut dia, kegiatan ini melibatkan banyak pihak. Diantaranya Kementerian PUPR, KLHK, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, dan Pemkab Cilacap. Serta didukung pihak swasta, yakni PT Holcim atau yang sekarang berganti PT Solusi Bangun Indonesia. "Dengan begitu, ada sinergi yang baik. Tanpa mengurangi penduduk yang mencari nafkah di lokasi TPA ini,"imbuhnya. (nas/din)