Seorang pekerja sedang melakukan pekerjaan finishing di komplek RDF TRitih Lor. NASRULLOH/RADARMAS
CILACAP-Tempat Pembuangan Sampah (TPA) Tritih lor Kecamatan Jeruklegi yang peruntukannya untuk wilayah eks kotip dan sekitarnya, diperkirakan akan penuh pada tahun 2018 ini. Meski dipaksakan tetap beroperasi, TPA tersebut tidak bisa melakukan rekayasa pengelolaan secara maksimal.
Bupati Cilacap, Tatto Suwarto Pamuji meyakini, pembukaan lahan untuk TPA baru akan menimbulkan permasalahan baru. Permasalah itu antara lain terjadi benturan dengan masyarakat terkait peruntukan lahan, dampak polusi yang akan timbul, serta harga tanah yang naik secara signifikan.
"Selain itu, apabila masih menggunakan teknologi TPA yang konvensional, akan membutuhkan tanah penutup (sanitary landfill) dengan anggaran cukup besar, yakni sekitar 1,8 miliar per tahun," ungkapnya saat menerima Tim Penilai Penghargaan Kementerian PUPR Republik Indonesia Kategori Waste To Energy, di Pendopo Wijayakusuma, Kamis (1/11).
Baca:
TPI Jetis, Empat Tahun Tak Tersentuh Perbaikan
2019, Tarif Pelayanan Puskesmas Naik
Hujan Dua Jam, Jalan Kota Tergenang Sebetis
Warga Tarik Truk yang Mundur dan Terguling
Dengan pengelolaan TPA secara konvensional, juga menimbulkan dampak lain. Karena penggalian tanah untuk penutup sampah berpotensi menimbulkan terjadinya degradasi lingkungan dan bencana alam di tempat galian tanah.
Oleh karena itu, pada kegiatan pengelolaan sampah, bupati melanjutkan, sejak tahun 2015 Pemerintah Kabupaten Cilacap berkomitmen untuk melakukan terobosan teknologi TPA dengan melakukan inovasi teknologi, agar beban Pemerintah Kabupaten Cilacap tidak terlalu berat.
Baca juga
TPST Bakal Serap Tenaga Kerja Lokal
Ketua Tim Penilai, Meinar Manurung mengatakan, penilaian dilakukan untuk tiga kategori yakni Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU), waste to enegery dan kategori Inovasi Penerapan tehnologi penyelenggaraan Pembangunan infrastruktur PUPR.
Dia menjelaskan, Kabupaten Cilacap masuk dalam kategori Waste to Energy. karena di Cilacap ada paradigma baru yang memungkinkan sampah menjadi energi yang berguna bagi masyarakat dalam bentuk bio chemical maupun bio termal, sehingga tim menilai bahwa Cilacap sudah menerapkan waste to energy. (nas/din)