Vonis Mata Salah Rugikan Peserta PPDB di SMKN 2 Cilacap

Sabtu 07-07-2018,16:00 WIB

CILACAP - Kontroversi tes kesehatan mata selain tes buta warna bagi peserta didik jenjang SMK, bermuara pada adanya vonis salah yang merugikan. Salah satu orang tua murid, Dodo mengatakan, putranya setelah mengikuti tes kesehatan mata di hari-hari awal pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang SMK, divonis terkena silindris. Di hari itu juga, Senin (2/7) anaknya tidak bisa melanjutkan proses PPDB di SMKN 2 Cilacap. PANTAU : Sampai hari terakhir pendaftaran, Jumat (6/7) peserta didik dan orang tua masih memadati SMKN 2 Cilacap memantau peringkat anaknya jika tergeser dengan peserta didik yang memakai SKTM.Yudha Iman Primadi/Radarmas "Padahal pandangan anak saya tidak pernah ada masalah," kata warga Cilacap Utara tersebut, Jumat (6/7). Merasa ada yang tidak beres, Dodo akhirnya memeriksakan mandiri kesehatan mata anaknya ke dokter. Dari hasil pemeriksaan dokter mata, terbukti anaknya tidak ada masalah, apalagi sampai terkena silindris. "Keesokan harinya saya datang lagi dengan membawa surat keterangan dari dokter," ungkap dia. Setelah mengajukan protes kepada sekolah, anaknya bisa kembali mendaftar dan menjalani tes kesehatan mata. Hasilnya, pada pemeriksaan yang kedua, mata anaknya dinyatakan sehat. "Saya heran orang yang memeriksa sama, hasilnya berbeda," keluh Dodo. Ketua Panitia PPDB SMKN 2 Cilacap, Mintarso SPd mengatakan, pihak sekolah mengambil tenaga tes kesehatan mata dari Klinik Cahaya Husada dan tidak dari pihak internal sekolah. "Kalau Silindiris juga tidak bisa melanjutkan pendaftaran," jelasnya. Admin PPDB SMKN 2 Cilacap, Rully Anggoro mengatakan, sampai Jumat (6/7) pukul 10.00 WIB tercatat pendaftar di SMKN 2 Cilacap turun menjadi 640 pendaftar. Jumlah ini menurun dibandingkan jumlah pendaftar, Kamis (5/7) yang mencapai 735 pendaftar. Menurutnya penurunan terjadi karena beberapa peserta didik yang sudah tersingkir sudah melakukan pencabutan berkas lalu mendaftar ke sekolah lainnya. "Kamis (5/7) pendaftar dengan SKTM sebanyak 180 orang. Terbanyak untuk Jurusan Mesin sampai 44 % dari daya tampung," pungkasnya. (yda)

Tags :
Kategori :

Terkait