CILACAP - Film karya pelajar dari Kecamatan Majenang, baru-baru ini diapresiasi oleh sineas di Yogyakarta. Film bertajuk Arang Batok, karya Defi Hikmawati, pelajar SMK Muhammadiyah Majenang, diputar bersama 3 film lainnya dalam ajang Kamis Sinema di Kampus Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta.
Dalam kegiatan itu, Defi bersama kru pembuat film dihadirkan dan didampingi oleh pihak sekolah. Demikian juga dengan Komunitas Sangkanparan, tempat Defi membuat film tersebut selama Praktek Kerja Industri (Prakerin). Usai pemutaran dilanjutkan dengan diskusi dan membedah film ini dari berbagai sisi.
Hal ini kemudian membuat Defi mengaku sangat terkesan dan sekaligus grogi. Terlebih dirinya baru pertama kali dihadirkan dalam sebuah diskusi dan dihadiri mahasiswa. Beberapa pertanyaan dia nilai sangat kritis dan harus dijawab dengan lugas.
"Kaget, grogi karena ini pengalaman pertama. Pertanyaan dari mahasiswa sangat kritis," ujar Defi.
Film Arang Bathok sempat menjadi Nominator dalam gelaran Festival Film Dokumenter (FFD) Jogja 2016. Film ini mengkisahkan pembuat Arang Bathok di daerah Kedungreja Cilacap. Aktifitas para pembuat Arang bathok ini direkam oleh Defi dan kawan-kawan kemudian dikemas menjadi film dokumenter yang apik. Proses pembuatan film ini digarap pada masa Prakerin di TBM Sangkanparan pada tahun 2016.
"Kami melihat banyak hal tentang pembuatan arang batok dan menjadi inspirasi untuk dijadikan film dokumenter," kata pelajar kelahiran Kecamatan Kedungreja itu.
Pegiat di Komunitas Sangkanparan, Insan Indah Pribadi menilai potensi pelajar di Kabupaten Cilacap sudah terbukti. Beberapa film bahkan mampu menyabet penghargaan bergengsi dalam ajang kompetisi film dokumenter, baik regional maupun nasional. Salah satu kekuatan film pelajar Cilacap adalah mengangkat realita masyarakat dalam bahasa gambar yang sangat apik.
"Kekuatannya pada konten dan mengangkat tentang daerah hingga banyak mendapat penghargaan di berbagai ajang festival film," kata dia. (har/ttg)