MAJENANG-Bahan material untuk hunian sementara (Huntara) bagi warga Dusun Jatiluhur Desa Padangjaya, ternyata masih jauh dari mencukupi. Saat ini sejumlah material seperti kayu, seng dan dinding dari calcibort masih dibutuhkan warga untuk mendirikan setidaknya 5 unit huntara.
KURANG MATERIAL : Hunian sementara masih kurang material pembangunannya, Rabu (29/3). Namun demikian, masih ada beberapa pihak yang membantu. (HARYADI NURYADIN/RADAR BANYUMAS)
"Ya tinggal, kaso, calcibor dan seng. Kalau atap sudah," ujar Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap, Tri Kumara, Rabu (29/3), kemarin.
Dia mengakui, kebutuhan bahan bangunan rumah (bbr) ini akan diupayakan dari BPBD. Saat ini sejumlah bbr itu sudah disiapkan di kantor UPT BPBD Majenang. Namun jika masih dibutuhkan kembali, barang akan dikirim dari BPBD induk di Cilacap.
"BBR akan kita upayakan secepatnya. Kalau UPT masih ada kita kirim. Nanti ada droping lebih lanjut dari induk," katanya.
Untuk tahap pertama ini, lanjut Tri akan dibangun 5 unit huntara. Setelah itu akan dilanjutkan membangun 3 unit lagi dengan memanfaatkan bantuan dari Polres Cilacap. Bantuan ini sebelumnya sudah diserahkan oleh Polres ke BPBD Cilacap dan dilakukan di kantor Desa Padangjaya.
"Segera kita wujudkan minimal lima rumah yang sudah siap, nanti tambah tiga lagi dari Kapolres," katanya.
Saat ini, pihaknya tengah mengupayakan pencairan bantuan dari Holcim yang akan mengirimkan semen untuk plesterirasi huntara. Bantuan ini diharapkan bisa secepatnya turun mengingat sudah ada sinyal positif dari salah satu perusahaan nasional yang ada di Kabupaten Cilacap itu. Jika sement sudah turun, maka akan langsung digunakan untuk menutup lantai huntara.
"Jumlahnya belum pasti, tapi akan dibantu oleh Holcim," kata dia. Ditambahkannya, pembangunan huntara ini nantinya akan mencapai 24 unit sesuai dengan jumlah keluarga korban pergerakan tanah di Dusun Jatiluhur. Namun pengerjaanya dipastikan bertahap sembari menunggu bantuan dari berbagai pihak. Jika seluruh material sudah siap, maka pembangunan huntara akan segera dilanjutkan.
"Yang pasti bertahap sambil menunggu bantuan dari dunia usaha. Kemarin juga sudah ada bantuan dari SSP atau PLTU," kata Tri.
Dia memastikan, pembangunan huntara di Desa Pangadegan sudah selesai dan dihuni oleh 8 keluarga korban pergerakan tanah di Dusun Cipicung. Hanya saja, sampai saat ini warga masih menunggu aliran listrik dari PLN. Pemerintah desa setempat sebelumnya sudah mengajukan pemindahan dastang milik para pengungsi ke lokasi huntara.
"Ini juga akan kita bantu. Desa kemarin sudah mengajukan ke PLN, ya kita bantu komunikasi dengan PLN agar bisa secepatnya terpasang," tandasnya. (har/ttg)