MAJENANG-Tumpeng biasanya dilengkapi lauk atau sayuran segar warna hijau. Ditambah lagi dengan racikan bumbu dapur pada sayur yang membuat rasanya luar biasa nikmat. Namun, di Majenang, tumpeng dilengkapi dengan jengkol untuk lalap. Hingga muncullah tumpeng rasa jengkol. Hal ini terlihat kala panitia HUT Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini (Himpaudi) Kecamatan Majenang, Selasa (30/8) kemarin.
Tumpeng plus jengkol ini sempat menarik perhatian peserta yang berkerumun. Beberapa peserta berseru seraya tak mampu menahan tawa karena jengkol terkesan kurang disukai karena bau nan menyengat.
"Itu ada jengkol di tumpeng," ujar Budi, salah satu peserta.
Keberadaan sayuran, termasuk jengkol, merupakan salah satu persyaratan wajib bagi peserta lomba tumpeng. Pasalnya, tumpeng harus lengkap dari sisi gizi dan proporsional. Selain itu, tumpeng juga tidak boleh menggunakan bahan pewarna buatan atau pengawet lainnya.
"Kriteria penilaian ada tiga. Rasa, keseimbangan menu dan kreatifitas," ujar Ketua Himpaudi Kecamatan Majenang, Dewi Maria Susilowati, kemarin.
Dia mengatakan, penggunaan bahan alami dalam lomba ini menuntut kreatifitas peserta yang merupakan pendidik. Mereka diperbolehkan untuk bereksplorasi mencari bahan pewarna alami agar tumpeng makin menarik. Disamping itu, kemampuan mengolah dan membentuk tumpeng sekaligus melatih peserta tetap memiliki kemampuan memasak yang handal.
"Mereka ini kan guru sekaligus ibu rumah tangga," ujarnya.
Dia berharap, penggunaan bahan alami ini bisa ditularkan ke anak didik di lembaga masing-masing. Dengan demikian, siswa PAUD bisa lebih sehat dan terbebas dari bahan kimia karena berbahaya dan merusak kesehatan pada jangka panjang. "Anak didik bisa lebih sehat," tandasnya. (har/ttg)