Warga Usul Jalan Tembus di Tugu Banteng Loreng
MAJENANG - Sejumlah warga Desa Padangjaya meminta agar ada langkah nyata untuk mengatasi kepadatan yang selalu terjadi di perempatan Tugu Banteng Loreng. Salah satunya membuat jalan tembus dari sisi utara menyisir saluran irigasi kiri sungai Cilopadang.
"Harus ada jalan tembus agar kendaraan tidak harus keluar di perempatan tugu (Banteng Loreng-red)," ujar Bambang Edy.
Lontaran serupa juga diutarakan oleh Soimin. Menurutnya, saat ini ada jalan tikus yang dimulai dari sisi utara dan masih berupa jalan setapak. Jalan tersebut bisa dilebarkan, minimal memudahkan pengendara sepeda motor untuk melintas. Titik keluarnya berada di sebelah timur perempatan dan berjarak kurang lebih 1 KM.
"Bisa saja diaspal dan dilebarkan biar motor bisa melintas," katanya.
Jika ini dilakukan, katanya kepadatan kendaraan saat lebaran bisa sedikit diurai. Perempatan ini hanya dilalui oleh kendaraan roda 4 dari arah utara. Sementara sepeda motor dialihkan melalui jalan tikus tersebut.
"Minimal perempatan tidak padat sekali," ujarnya.
Berkaca pada pengalaman arus mudik dan balik kemarin, perempatan ini menjadi simpul kepadatan. Petugas harus menerapkan sistim buka tutup dan memberikan kesempatan warga menyebarang dari sisi utara dan selatan. Jalan ini sendiri banyak dipakai warga Desa Padangjaya, Boja, Ujungbarang untuk menuju pusat kota Majenang.
Demikian juga dengan sebagian warga Desa Cijati dan Pesahangan Kecamatan Cimanggu. Bahkan banyak pengungjung pasar dan toko modern dari Kecamatan Salem Kabupaten Brebes melintasi jalur ini.
Sebelumnya, Kapolsek Majenang, AKP Fuad mengakui kalau perempatan ini menjadi salah satu simpul kemacetan di Majenang. Salah satu penyebabnya karena perempata ini sangat sempit hingga menyulitkan kendaraan untuk bermanuver. Baik dari arah utara maupun dari barat yang hendak berbelok ke utara. Jika simpul ini teratasi, diayini lalu lintas selama lebaran tidak akan mengalami banyak hambatan. (har/ttg)