SEKALI PAKAI: Baju Hazmat yang dipakai tenaga medis di RS pemerintah dan swasta turut menyumbang jumlah limbah B3.
PURBALINGGA - Seiring berkurangnya jumlah kasus Covid-19 di Kabupaten Purbalingga, limbah medis Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) penanganan Covid-19 di fasilitas kesehatan (Faskes) seperti rumah sakit (RS) ikut menurun. Tercatat tahun ini jumlah limbah mencapai 9 ton lebih.
Namun jumlah itu lebih sedikit dibanding tahun 2020 yang mencapai angka 17 ton lebih.
Limbah medis selama penanganan Covid-19 di RS paling banyak didominasi alat pelindung diri (APD) seperti masker, baju hazmat dan sarung tangan.
Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Purbalingga drg Hanung Wokantono MPPM optimis sampai akhir tahun, jumlah limbah B3 akan menurun.
"Kami prediksi menurun. Karena pasien dirawat karena Covid-19 di sejumlah RS sudah minim, bahkan nol. Imbasnya, penanganan dengan menggunakan APD ada penurunan. Namun masih bisa dalam keadaan tertentu membutuhkan APD," katanya, Rabu (8/12).
Tak hanya di rumah sakit, di puluhan Puskesmas se Kabupaten Purbalingga limbah medis pun diperkirakan menurun. Sampai awal Desember ini maksimal limbah B3 terkait Covid-19 mencapai total ratusan kuintal.
https://radarbanyumas.co.id/tren-kasus-covid-19-menurun-limbah-medis-dimusnahkan/
Lebih lanjut dikatakan, pengelolaan limbah medis sudah dilakukan melalui pihak ketiga. Harapannya semua faskes mematuhi aturan yang ada. Termasuk memberikan laporan kepada dinas terkait soal penanganan limbah itu secara periodik.
"Semua limbah medis secara umum ditangani setiap faskes, baik faskes pertama maupun faskes tingkat lanjut. Jangan sampai mencemari lingkungan," tegasnya. (amr)