STABIL: Harga beras di Purbalingga masih stabil, namun lebih banyak beras premium yang dicari konsumen. CAHYO/RADARMAS
PURBALINGGA - Pekan lalu pemerintah melalui Menko Perekonomian Airlangga Hartarto melontarkan rencana untuk mengimpor 1 juta-1,5 juta ton beras. Ketua Asosiasi Perberasan Banyumas (APB) wilayah Purbalingga Mustangin menilai, impor beras bisa dilakukan, asalkan pemerintah mampu menyerap gabah atau hasil panen petani dengan maksimal.
https://radarbanyumas.co.id/cilacap-wilayah-timur-mulai-panen-harga-padi-malah-turun/
https://radarbanyumas.co.id/impor-beras-dipertanyakan/
“Kalau tidak bisa menyerap hasil panen petani, adanya impor justru bisa berpengaruh pada harga beras hingga ke tingkat paling bawah. Harga jadi turun. Apalagi saat ini khusus di Purbalingga panennya kurang memuaskan dari sisi kualitas beras,” tegasnya, Selasa (9/3).
Pihaknya melihat secara mikro adanya bansos dan sejenisnya bisa menstabilkan harga beras di pasaran, termasuk di Kabupaten Purbalingga. Namun ketika menjelang puasa dan lebaran harga turun drastis karena adanya impor, nasib petani dipertanyakan.
“Harapannya, pemerintah pusat bisa memperhitungkan kembali dan memiliki data riil kebutuhan beras yang ada. Tentunya harus didukung dengan upaya peningkatan kemampuan petani, ketersediaan pupuk subsidi, dan kemudahan akses modal bagi petani,” tambahnya.
Mustangin memperkirakan, menjelang puasa sampai sesuda lebaran, harga beras akan merangkan naik. Namun stok harus diperhitungkan matang oleh pemerintah. Karenah kenyataannya ada beras luar daerah masuk, termasuk beras Purbalingga juga keluar daerah.
“Disinilah diperlukan optimalisasi lumbung pangan di masyarakat. Jadi saat menghadapi gejolak maupun paceklik, masih ada cadangan,” ungkapnya.
“Sampai Maret ini stok beras Purbalingga masih aman. Meski panen tidak bagus, tapi tetap bisa memenuhi stok pangan. Tinggal tugas pemerintah dalam pengendalian harga beras maupun kebutuhan pokok masyarakat lainnya,” tegasnya.
Dia optimis, ketika suatu daerah sedang panen dan daerah lainnya tidak, maka akan bisa saling memenuhi. Dengan catatan stok di wilayah sendiri tidak boleh minus. Demikian juga saat Purbalingga minim stok, harus bisa diisi dari daerah lain. (amr)