AMBIL AIR : Ritual pengambilan air di Desa Serang, salah satu unggulan wisata di desa wisata Serang.ADITYA/RADARMAS
PURBALINGGA - Pemerintah Kabupaten Purbalingga sedang gencar mengembangkan desa wisata, sebagai destinasi wisata baru di Kabupaten Purbalingga. Hingga saat ini, sudah ada 12 desa wisata. Terdiri dari enam desa wisata yang sudah operasional, serta enam desa wisata rintisan atau dalam pembentukan.
Kepala Bidang Pariwisata Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Dinporapar) Kabupaten Purbalingga Ir Prayitno MSi mengatakan, dukungan pemkab kepada desa wisata sesuai dengan misi keempat Pemkab Purbalingga. Yakni meningkatkan pertumbuhan ekonomi Purbalingga yang semakin berkualitas, dan berkeadilan melalui pendayagunaan seluruh potensi daerah.
"Potensi daerah termasuk potensi pariwisata di desa," katanya, Selasa (19/2).
Prayitno menjelaskan, pemkab mulai serius menggarap potensi desa wisata yang ada di Kabupaten Purbalingga pada 2015 lalu. "Dua desa wisata yang pertama kali dikembangkan adalah Desa Wisata Serang dan Desa Wisata Panusupan," ujarnya.
Diakui, sebelum 2015, sebenarnya sudah ada desa wisata yang mulai dikembangkan yakni Desa Wisata Karangbanjar, Kecamatan Bojongsari. Namun, desa wisata ini tidak berkembang dengan baik. Sehingga sempat vakum menjadi destinasi wisata di Purbalingga.
Namun desa wisata ini kembali bergeliat, setelah pemkab serius menggarap destinasi wisata baru selepas 2015 lalu.
Menurut Prayitno, pemkab serius menggarap desa wisata karena pariwisata sudah mengambil peran penting dalam pembangunan perekonomian, yang ditunjukkan dengan meningkatnya kesejahteraan ekonomi masyarakat.
"Pembangunan pariwisata juga memiliki kontribusi yang signifikan dalam pembangunan ekonomi daerah, sebagai instrumen peningkatan pendapatan daerah," tambahnya.
Hal itu dibuktikan dengan keberhasilan Desa Serang, yang mampu mengantongi pendapatan asli desa lebih dari Rp 1 miliar per tahun dari pendapatan Desa Wisata Serang. "Hal serupa juga diraih desa-desa wisata lainnya," imbuhnya.
Selain itu, prospek pariwisata strategis, pengembangannya harus digarap secara serius, terarah, dan profesional. "Pariwisata, merupakan salah satu sub sektor penegakan pilar pembangunan ekonomi rakyat yang telah ditetapkan sebagai prioritas pembangunan," tambahnya.
Menurutnya, pariwisata juga dapat dijadikan prime mover atau penggerak berkembangnya sektor lain yang dapat mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi daerah. Pariwisata mendukung tumbuhnya perhotelan, rumah makan, dan sektor informal, perdagangan dan industri kerajinan, pertanian dalam arti luas, transportasi dan angkutan, dan sektor lainnya.
"Serta memacu penambahan uang beredar, peningkatan pendapatan masyarakat, dan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Memperluas lapangan pekerjaan dan upaya penanggulangan kemiskinan. Pariwisata dapat mengangkat citra daerah," jelasnya.
Pemkab dalam mengembangkan desa wisata, telah menggelontorkan dana sejak 2015. Pada tahun itu, lima desa wisata mendapat Bantuan Keuangan Khusus masing-masing Rp 200 juta. "Jadi total Rp 1 miliar dari APBD Perubahan 2015," imbuhnya.
Desa penerima yakni Desa Panusupan, Kecamatan Rembang; Desa Tanalum (Rembang), Siwarak (Karangreja), Serang (Karangreja), dan Kedungbenda (Kemangkon). Serta bantuan untuk sarana prasarana pendukung, pelatihan, belanja modal peralatan wisata dan lain-lain.
Lebih lanjut dikatakan, pemkab juga mengalokasikan dana Rp 230 juta untuk kegiatan pembinaan pokdarwis dan desa wisata. "Selain dana khusus, juga ada dukungan kegiatan lain untuk peningkatan SDM pelaku desa wisata," lanjutnya.
Yakni melalui kegiatan fasilitasi Paguyuban Wisbangga sebesar Rp 45 juta, dan kegiatan Apresiasi dan Konvensi Pokdarwis Rp 30 juta. Serta dari Bidang Kebudayaan Dinbudparpora berupa pembinaan atraksi seni untuk wisata, serta bantuan lesung bagi desa wisata untuk empat desa. (tya/sus)