PURBALINGGA- Pasca beroperasinya TPA sampah Kalipancur, Bedagas, Kecamatan Pengadegan, baru pengelolaan sampah anorganik yang lancar. Namun untuk sampah organik masih belum optimal pengelolaannya. Sehingga masih menumpuk dan menunggu penanganan jika akan djadikan bahan pupuk.
Kasi Pengelolaan Sampah DLH Catur Kurniawan mengatakan, saat ini dari 4 dump truk namun baru 40 persen anorganik dan 60 persen organik yang dihasilkan. Padahal jika dikelola dengan optimal, bisa menambah pendapatan masyarakat.
PENGOLAHAN : Petugas TPA membenahi sampah organik. Namun, sampah organik belum bisa dikelola optimal.AMARULLAH NURCAHYO/RADARMAS
“Butuh uji laboratorium untuk memastikan kandungan unsur apa saja dalam sampah organik saat akan dijadikan pupuk. Kami masih menunggu ada pihak yang mampu untuk bekerjasama mengoptimalkan sampah organik,” tuturnya.
Sedangkan sampah anorganik sudah dipisahkan dan dijual. “Saat ini sampah organik masih bahan setengah jadi,” tambahnya.
Lebih lanjut dikatakan, pihaknya akan menata kembali pola pengangkutan sampah agar lebih maksimal. Sehingga bisa diketahui secara detail volume dengan ketersediaan lahan dan lainnya.
“Jika di tingkat desa sudah memiliki kesadaran membuang sampah pada tempatnya dan bisa mewujudkan pengelolaan sampah yang bernilai ekonomi tinggi, maka tidak ada tempat sampah lagi trotoar,” tegasnya.
“Sampah di TPA juga berkorelasi erat dengan kondisi lingkungan di permukiman. Semakin tinggi kesadaran mengolah sampah, maka akan semakin bisa mewujudkan Purbalingga bebas sampah di tahun 2023,” tambahnya. (amr/sus)