PURBALINGGA - Ratusan warga Dukuh Bukung, Desa Bumisari, Kecamatan Bojongsari, memblokir jalan desa menuju pertambangan pasir gunung, Jumat (18/11). Hal itu dilakukan karena penambangan pasir dinilai merusak lingkungan, polusi suara, dan merusak jalan utama. Selain itu izin pertambangan juga dipertanyakan. Warga mulai menutup jalan desa usai salat Jumat. Mereka menutup jalan dan melarang truk bermuatan pasir lewat. Hingga petang, rombongan warga masih berkumpul dan belum ada pihak pengelola maupun pemerintah desa yang menemui. “Kami minta tambang ditutup. Kalau tidak, kami akan ke bupati karena aduan warga dibiarkan. Kasihan warga yang dekat lokasi tercemar polusi suara dan jalan desa juga jadi rusak,” kata beberapa warga yang namanya enggan dikorankan. Berdasarkan informasi yang didapat Radarmas, tambang sebelumnya memiliki perizinan untuk pembuatan sirkuit balap. Luasnya sekitar satu hektare. Namun saat ini malah dijadikan pertambangan. Kades Bumisari, Susilo Wardoyo membantah jika desa melakukan pembiaran. Pengelolaan tambang juga memberikan dukungan ke desa dan kelompok masyarakat. Dikatakan, pengelola tambang atas nama Saryono sudah memberikan kompensasi dengan memperbaiki jalan yang rusak. Namun karena terkendala cuaca, penambalan jalan berjalan lambat. “Ini kemungkinan salah paham, terutama Dukuh Bukung. Untuk itu mereka akan kami pertemukan dengan pengusaha tambang dan elemen lainnya,” tuturnya. Salah satu pemrakarsa izin sirkuit Catur Satyo Utomo menegasan, awalnya perizinan memang untuk sirkuit. Namun kemudian dilakukan pengambilan dan penjualan material dari tanah yang dikeruk. Sehingga dia mengundurkan diri. “Ini sudah pelanggaran perizinan dan wajib ditutup. Saya juga meminta area yang sebelumnya untuk pembuatan sirkuit dan telah disalahgunakan harus ditutup,” tegas mantan anggota DPRD Purbalingga itu. Sementara itu karena tidak ditanggapi, warga akhirnya membubarkan diri. (amr/sus)
Blokir Jalan Desa, Warga Bumisari Minta Tambang Pasir Gunung Ditutup
Sabtu 19-11-2016,07:06 WIB
Kategori :